Bukan Haaland, Ini Pemain Keturunan Indonesia yang Jadi Bintang Manchester City Ketika Melawan Palermo!

Tijjani Riejnders
Tijjani Riejnders jadi bintang bersinar di pertandingan Manchester City vs Palermo Foto : Manchester city ig
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Palermo mungkin mengira laga pra-musim melawan Manchester City hanyalah sekadar pemanasan, semacam latihan santai dengan sedikit hiburan untuk fans. Sayangnya, mereka lupa bahwa di kubu lawan ada seorang pemain keturunan Indonesia yang tidak punya niat bermain setengah hati.

Namanya Tijjani Riejnders. Punya darah dari Maluku. Bahkan adik kandungnya sendiri saat ini bermain untuk Timnas Indonesia, pilihan yang berbeda karena Tijjani memilih Belanda.

Dan malam itu, pada pertandingan melawan Pelermi, ia memutuskan untuk membuat pertahanan Palermo terlihat seperti sparring junior.

Baca Juga:Kevin de Bruyne Belum Habis, Cetak Dua Gol Bawa Napoli Menang Atas Girona 3-2Arsenal Pesta Gol ke Gawang Bilbao, Gyokeres Akhirnya Bisa Selebrasi Tutup Muka! skor Akhir 3-0

Pertandingan yang digelar di kandang Palermo ini awalnya berjalan sesuai skenario tuan rumah: coba bertahan, sesekali menyerang, dan berharap Manchester City malas-malasan.

Harapan itu hancur di menit ke-25 ketika sang kapten, Erling Haaland, membuka skor. Gol ini seakan menjadi alarm keras bahwa City tidak sedang berwisata kuliner di Italia. Palermo mulai kelihatan canggung, seperti anak sekolah yang baru tahu ujian dimajukan.

Namun semua drama sebenarnya dimulai di babak kedua. Pep Guardiola melakukan rotasi. Salah satu yang masuk adalah Tijjani Riejnders. Pemain ini tidak hanya sekadar “masuk lapangan”, tapi membawa misi: menunjukkan bahwa darah Maluku di tubuhnya bukan hiasan identitas saja. Dan misi itu tuntas dengan cara yang paling elegan, mencetak dua gol alias brace hanya dalam tempo kurang dari 30 menit.

Gol pertama lahir di menit ke-59. Prosesnya begitu indah sampai para pemain Palermo mungkin berharap wasit meniup peluit sebelum bola masuk. Dimulai dari Akanji, lalu ke Gundogan, diteruskan ke Savinho yang dengan tenang memberi umpan matang kepada Tijjani.

Tanpa basa-basi, bola dituntaskan dengan sentuhan yang membuat kiper Palermo hanya bisa menatap kosong.

Belum sempat pertahanan Palermo menghela napas, gol kedua datang dengan pola yang sama mematikannya. Kali ini Akanji kembali jadi arsitek awal, diteruskan ke Nunes, lalu ke Savinho, dan berakhir di kaki Mukasa yang mengirim umpan maut.

Tijjani, sekali lagi, menyelesaikannya dengan tenang. Dua gol, dua kali Palermo dibuat seperti latihan bertahan level akademi.

0 Komentar