Ismaila Sarr dan Henderson Dapat Ratting Tertinggi! Van Dijk dan M Salah Ratting Terendah!

Liverpool kalah
Mohammed Salah dapat Ratting Terendah Foto : Liverpool
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Liverpool datang dengan wajah angkuh, pulang dengan kepala tertunduk. Semua itu berkat duet pahlawan Crystal Palace: Dean Henderson yang seperti tembok baja di bawah mistar, dan Ismaila Sarr yang punya nyali membungkam “tim besar” yang kadang lupa realita.

Laga berlangsung panas. Liverpool, yang katanya punya salah satu lini serang paling mematikan di Eropa, justru terlihat seperti klub amatir ketika dihadapkan pada adu mental di titik putih. Mohamed Salah, ikon klub yang digadang-gadang sebagai eksekutor tanpa ampun, justru menjadi bahan tertawaan publik. Penalti pertama? Bukan melenceng tipis. Bukan juga ditepis. Tendangannya terbang tinggi, mungkin masih melayang di orbit, entah kapan mendarat.

Dean Henderson, kiper Crystal Palace, tak hanya jadi penonton. Dua eksekutor Liverpool berikutnya sukses ia buat frustasi. Mac Allister dan Harvey Elliott sama-sama gagal setelah bola mereka dibaca Henderson seperti membaca buku anak TK mudah, jelas, tanpa perlu mikir keras. Hasilnya? Tiga penalti Liverpool berakhir jadi bahan lelucon sosial media.

Baca Juga:Bikin Malu! Tiga Eksekutor Penalti Liverpool Gagal! Crystal Palace Juara Community Shield 2025Live Skor! Lanjut Adu Penalti! Crystal Palace Ngotot! Samakan Skor Dengan Liverpool Skor Imbang Jadi 2-2

Di sisi lain, Ismaila Sarr membuktikan bahwa sepak bola bukan hanya soal harga pasar atau hype media. Ia mencetak gol penyama kedudukan dengan ketenangan seorang algojo. Tanpa gimmick, tanpa drama, hanya eksekusi bersih yang membuat skor menjadi 2-2. Bagi Palace, gol itu bukan sekadar angka di papan skor. Itu adalah pesan: jangan remehkan kami.

Situs statistik Sofascore pun seolah mengabadikan momen ini. Ismaila Sarr diberi rating 8,0, sebuah angka yang menunjukkan betapa ia menjadi momok bagi lini belakang Liverpool. Dean Henderson menyusul dengan 7,9, meski bagi para suporter Palace, angka itu terasa pelit. Sementara itu, Mohamed Salah pulang membawa “piala” rating terendah di laga ini: 4,7. Untuk seorang pemain yang digaji setara gaji tahunan satu desa, angka itu memalukan.

Virgil van Dijk, sang kapten dan benteng Liverpool, tak jauh lebih baik. Dengan rating 5,9, ia lebih terlihat seperti penonton VIP daripada pemimpin lini belakang. Padahal, gelar “bek terbaik dunia” yang pernah ia sandang masih sering dibanggakan oleh pendukung The Reds. Mungkin kini waktunya mereka menelan kenyataan bahwa gelar tersebut tinggal sejarah.

0 Komentar