Pertandingan ini akan diingat bukan karena gol-gol indah atau permainan memukau, tapi karena drama adu penalti yang mempermalukan Liverpool. Sebuah klub dengan anggaran raksasa, pemain bertabur bintang, dan fanbase yang kerap membanggakan “mental juara”, justru terkapar oleh tim yang bermain tanpa beban.
Bagi Crystal Palace, kemenangan mental ini sama berharganya dengan trofi. Bagi Liverpool, ini adalah tamparan keras bahwa nama besar tak menjamin kemenangan. Kadang, yang dibutuhkan hanya satu kiper yang berani menatap mata penendang dan satu penyerang yang tidak takut mengambil risiko. Dan hari ini, kedua sosok itu bernama Dean Henderson dan Ismaila Sarr.