Kini, kisahnya jelas: Henderson bukan lagi “anak buangan” MU. Dia adalah simbol kegagalan manajemen Old Trafford dalam mengelola asetnya. Dan setiap penyelamatan yang ia lakukan untuk Crystal Palace adalah pukulan kecil namun telak ke wajah klub lamanya.
Mungkin, di ruang rapat MU, tidak ada yang mau mengakui ini. Tapi di luar sana, para fans dan pengamat tahu betul: ini adalah tamparan dari jarak jauh. Mereka tidak kalah di lapangan, tapi mereka kalah di hati para penggemarnya. Dan yang membuatnya lebih pahit, sang penampar adalah pemain yang dulu mereka sia-siakan sendiri.
Jadi, ya… selamat untuk Crystal Palace, selamat untuk Dean Henderson. Dan untuk Manchester United? Selamat merenung.