Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon telah melakukan penanganan dampak pencemaran TPA Kopi Luhur dengan program jangka pendek dan jangka panjang.
Menurut Kepala DLH Kota Cirebon, Yuni Darti, pihaknya sudah mengadakan audiensi dengan masyarakat, mahasiswa, serta perwakilan RW dan LPM di wilayah terdampak. Langkah jangka pendek yang dilakukan DLH antara lain:
Penerapan control landfill sesuai arahan Menteri Lingkungan Hidup, yaitu menutup tumpukan sampah dengan tanah. Perbaikan kolam dan saluran lindi agar tidak terjadi kebocoran. Penutupan sumur warga dan penggantiannya dengan sumur bor yang airnya diuji setiap enam bulan. Pembangunan satu sumur bor baru untuk RT 1, dua titik lahan sedang disiapkan, dan rencana pendistribusian air PDAM seminggu sekali melalui pembangunan toren.
Baca Juga:Pesona Bukit Pamoroan – VideoSapu Rayung Dari Sarwadadi – Video
Untuk jangka panjang, DLH berupaya menerapkan sanitary landfill dan pengelolaan lindi sesuai standar. Selain itu, pengecekan kesehatan warga akan dilakukan melalui kerja sama dengan Dinas Kesehatan.
Revitalisasi penuh TPA membutuhkan anggaran sekitar Rp83 miliar. Namun, untuk dua tahun ke depan, dibutuhkan dana mendesak sebesar Rp21 miliar untuk membangun sanitary landfill baru dan mengelola lindi. Dana tersebut sudah diajukan ke Pemerintah Provinsi dan diharapkan dapat masuk anggaran 2026.
DLH menegaskan, meskipun proses penanganan TPA Kopi Luhur membutuhkan waktu dan anggaran besar, pihaknya berkomitmen melanjutkan upaya hingga dampaknya tidak lagi membebani warga Argasunya.