RADARCIREBON.RV – Stadion Tivoli-Neu, Austria, Selasa malam menjadi saksi eksekusi sepak bola yang dilakukan secara terang-terangan oleh Real Madrid.
Dan seperti raja tega kelas kakap, mereka datang bukan untuk menunggu kesempatan, tapi untuk mengambil semua yang mereka mau, di hadapan ribuan saksi, tanpa sedikit pun rasa takut akan hukum permainan.
Baru sepuluh menit, Eder Militao sudah menjadi algojo pertama. Serangan dimulai dari Kylian Mbappé di sisi kiri seperti bandit yang baru saja membuka pintu brankas.
Baca Juga:WSG Tirol Vs Real Madrid! Pasukan Bumi Vs Pasukan Langit! £3,5 Juta Vs £771,9 Juta!WSG Tirol Vs Real Madrid Tayang di TV Ini Sebentar Lagi! Xabi Turunkan Pemain Inti! Prediksi Cetak 4 Gol!
Ia mengirim bola ke Tchouaméni, lalu diteruskan ke Dani Ceballos. Brahim Diaz kemudian mengirim umpan silang yang begitu akurat, seolah peluru yang sudah diarahkan tepat di antara alis.
Militao, yang entah bagaimana bisa lolos dari penjagaan, menyundul bola keras-keras. Gawang Tirol ditembus, dan skor jadi 0-1. Kejadian ini terlalu cepat, bahkan sebelum tuan rumah sempat mengeluarkan nafas lega dari peluit kick-off.
Tiga menit kemudian, perampokan berlanjut di jalur kanan. Trent Alexander-Arnold rekrutan anyar Madrid memegang kunci berikutnya. Ia mengirim bola ke Arda Güler, yang kemudian melepaskan umpan maut ke Mbappé.
Striker asal Prancis itu menerima bola dengan punggung membelakangi gawang, berputar cepat, lalu melepaskan tembakan mendatar yang merobek jaring. Kiper WSG Tirol cuma terjatuh seperti korban yang sudah diikat tangannya. 0-2, dan Real Madrid bahkan belum menyalakan semua mesinnya.
Sampai menit ke-30, papan statistik jadi saksi betapa brutalnya dominasi ini. Penguasaan bola? 80% untuk Madrid, hanya 20% untuk Tirol seperti membandingkan geng mafia yang menguasai seluruh kota dengan copet yang baru belajar mencuri. Passing? Madrid 286 kali, Tirol cuma 83. Tembakan? Tirol nihil. Bahkan untuk mencoba menembak saja mereka seperti tidak punya nyali.
Madrid bermain seperti kawanan pemburu yang sedang mengepung rusa di hutan sempit. Setiap umpan adalah jebakan, setiap pergerakan tanpa bola adalah langkah untuk menutup semua jalur kabur lawan. WSG Tirol hanya bisa mundur, menumpuk pemain di area sendiri, dan berharap keajaiban yang tak pernah datang.