RADARCIREBON.TV- Musim panas ini, Arsenal menyuntik nyawa baru pada lini serang mereka dengan mendatangkan striker murni Viktor Gyokeres dari Sporting CP.
Namun, kehadirannya bukan efik semata pendamping bagi Kai Havertz, melainkan bagian dari rencana taktis Mikel Arteta untuk menciptakan duet mematikan — bukan dua pemain yang saling bersaing.
Makna Transfer, Lebih dari Sekadar “Nomor 9”
Dengan rekor gemilang—54 gol dalam 52 pertandingan di Sporting CP—Arsenal memecahkan tabungan besar untuk mendatangkan Gyokeres senilai sekitar €65 juta (sekitar Rp1,2 triliun).
Baca Juga:Arsenal Pesta Gol ke Gawang Bilbao, Gyokeres Akhirnya Bisa Selebrasi Tutup Muka! skor Akhir 3-0Akhirnya Gyokeres Cetak Gol! Live Skor Babak Pertama Arsenal Vs Athletic Bilbao 2-0
Statistik ini menegaskan ambisi klub untuk menempati posisi striker tengah yang selama ini tidak optimal diisi di bawah asuhan Arteta.
Lini serang musim lalu terlihat merata, tanpa sosok No. 9 murni, Havertz hanya mengemas 15 gol, sementara kontribusi terbagi di antara Saka, Martinelli, Trossard, dan Odegaard — total 53 gol.
Masuknya Gyokeres memberi sensasi taktis baru, dia diharapkan menjadi ujung tombak klinis yang mampu mengkonversi peluang setengah matang, sementara Havertz, dengan kemampuan ruang dan kreativitasnya, bisa didesain sebagai “Nomor 10” atau second striker.
Arteta: “Bukan Perang, Tapi Kolaborasi”
Arteta secara tegas menyatakan bahwa tidak ada kompetisi langsung antara Gyokeres dan Havertz, karena mereka punya peran berbeda dan bisa saling melengkapi.
Strategi ini diuji dalam laga persahabatan Emirates Cup, Gyokeres membuka akun golnya dengan sundulan tajam pada menit ke-34, sementara Havertz datang sebagai pengganti dan menyumbangkan gol ketiga pada menit ke-82.
Penampilan itu menunjukkan sinergi awal mereka, dan memberi gambaran betapa komposisi ini bisa menjadi ancaman lebih signifikan bagi lawan.
Gyokeres bukan sekadar pencetak gol—ia memiliki atribut fisik dan teknik yang relevan untuk sepak bola Inggris. Data dari Liga Portugal menunjukkan ia berada di peringkat tertinggi dalam metrics sprint, dribble progresif, dan percobaan tembakan (rata-rata 4,5 percobaan per 90 menit, konversi 27,3 %).
Baca Juga:Era Baru MLS: Son Heung-min dan LAFC Menggeser Paradigma Sepak Bola Asia ke Panggung UtamaManchester United Siapkan Manuver Ganda: Ambisi Besar di Batas Deadline Bursa Transfer
Statistik ini menempatkannya di atas beberapa striker papan atas seperti Salah, Haaland, dan Isak.
Sebagai striker murni—“battering ram” yang mampu menabrak dan menuntaskan peluang—dia melengkapi gaya tactical yang lebih mengandalkan mobilitas dan kreativitas dari Havertz, sehingga memungkinkan Arsenal mempertahankan intensitas tinggi tanpa kehilangan ketajaman final touch.