RADARCIREBON.TV – Federasi sepak bola kita akhirnya punya kabar manis: PSSI disebut “selangkah lagi” merampungkan naturalisasi Miliano Jonathans. Pemain muda FC Utrecht berdarah Indonesia ini tinggal menunggu tahapan akhir di Kemenkumham. Sebuah progres yang digadang-gadang sebagai bukti keseriusan federasi. Tapi publik tahu, istilah “selangkah lagi” di PSSI sering berarti jalan menanjak penuh drama, bukan sekadar satu hentakan kaki.
Miliano, lahir di Arnhem, 5 April 2004, punya darah Depok dari sang nenek. Sejak kecil ia ditempa di Belanda, dari Arnhemse Boys, kemudian Vitesse, hingga akhirnya direkrut FC Utrecht pada Januari 2025. CV-nya jelas: disiplin Eropa, usia muda, dan karier yang menjanjikan. Dengan kata lain, ia bukan pemain buangan, melainkan prospek yang benar-benar berharga.
Bagi timnas, apalagi setelah kabar cedera Ole, kehadiran Miliano terasa vital. Ia diproyeksikan jadi pengganti sekaligus solusi jangka panjang. Namun, pertanyaan klasik pun muncul: bisakah PSSI menuntaskan proses ini tanpa kebiasaan telat dan tanpa drama meja birokrasi? Karena publik sudah sering dikecewakan dengan narasi “tinggal sedikit lagi”, tapi hasilnya hilang entah kemana.
Baca Juga:Timnas Indonesia Wajib Cermat! Irak Siapkan Wonderkid Bayern Munchen untuk Kualifikasi Piala DuniaViral! Inilah 4 WAGs Pemain Timnas Indonesia! Anak Pejabat, hingga Selebgram.
PSSI tentu ingin menjual kabar ini sebagai langkah maju. Foto map berkas, konferensi pers, hingga jargon “kami serius” biasanya akan menghiasi headline. Sayangnya, fans sepak bola Indonesia bukan lagi konsumen polos. Mereka tahu, satu pemain diaspora tidak akan otomatis mengubah wajah sepak bola nasional yang masih berantakan.
Namun, Miliano tetap penting. Dengan usia 21 tahun, ia bisa jadi pilar masa depan. Selama ini, timnas terlalu bergantung pada nama yang sama, berkutat dengan masalah fisik, cedera, hingga inkonsistensi. Miliano memberi alternatif. Tapi jangan sampai ia hanya jadi simbol pencitraan, bukan solusi nyata di lapangan.
Selangkah lagi, kata PSSI. Tapi fans memilih menunggu bukti nyata: Miliano mengenakan jersey Garuda, bukan sekadar nama di berkas Kemenkumham. Karena di negeri ini, kata “selangkah” sering berujung jadi “jalan panjang penuh lubang”.
Jika benar rampung, ini bisa jadi salah satu langkah positif federasi. Tapi kalau gagal, jangan heran bila publik akan kembali melontarkan sarkasme: PSSI memang ahli membuat headline, bukan ahli menuntaskan pekerjaan.