Di tengah dinamika tersebut, Real Madrid tak ragu menempatkan Mastantuono pada posisi yang penuh tantangan sekaligus kesempatan—di bawah arahan Xabi Alonso, pria yang memberikan panggilan telepon krusial dan menjadi salah satu penentu langkah keberaniannya memilih Madrid.
Sikap rendah hati ditunjukkan Mastantuono ketika menyatakan bahwa Lionel Messi tetap pemain terbaik di dunia, meski kini ia berada di klub rival sejarah Barcelona.
Hal ini menjadi sinyal kematangan mental dan penghormatan pada legenda sepak bola, sekaligus menunjukkan bahwa ia hadir bukan untuk menonjolkan diri, melainkan menghormati warisan yang lebih besar dan fokus pada kontribusi nyata.
Baca Juga:Real Madrid Berambisi Rekrut Lagi Pemain Belakang Liverpool, Siapa Dia?Real Madrid Dua Tahun Beruntun Berdiri Tegak sebagai Klub dengan Nilai Merek Tertinggi Dunia
Kini, remaja berbakat itu telah resmi terdaftar dalam daftar Castilla (tim cadangan), sebagai langkah strategis untuk memudahkan integrasinya tanpa mengorbankan peluang rotasi di tim utama.
Banyak pihak menyebutnya sebagai “investment masa depan”—bukan sekadar talenta muda, melainkan potensi generasi yang bisa meneruskan kejayaan Madrid.