RADARCIREBON.TV – Malam kelam jatuh di Estadio Urbano Caldeira, stadion kebanggaan Santos. Bukan sekadar kekalahan, melainkan penghinaan massal yang ditayangkan ke seluruh negeri: Santos, tim yang mengusung pulang Neymar Jr, luluh lantak 0-6 di hadapan Vasco da Gama. Skor yang lebih pantas disebut pembantaian ketimbang pertandingan sepak bola.
Neymar, sang anak hilang yang konon pulang sebagai juru selamat, justru tampak seperti penonton tersesat di lapangan hijau. Ia berlari, ia mengutak-atik bola, ia coba menari di rumput, tapi semua itu tak lebih dari kabaret murahan. Publik menanti magisnya, yang muncul malah mimpi buruk. Inikah tanda bahwa era NeyiJr sudah tamat, tinggal serpihan cerita indah masa lalu?
Sebaliknya, Vasco datang bukan untuk bermain bola, mereka datang untuk merobek, menelanjangi, dan mempermalukan. Mereka menyerang tanpa ampun, setiap serangan seakan palu godam yang menghantam jantung Santos. L. Piton membuka keran darah di menit ke-18, membuat pagar rumah Santos mulai retak. David menancapkan paku kedua di menit 52, lalu Rayan menyalakan api pesta dengan eksekusi penalti di menit 60.
Baca Juga:Neymar & Gustavo Caballero Berhasil Membawa Santos Fc Keluar Dari Zona DegradasiDua Gol Tak Cukup! Neymar Jr Harus Balik ke Eropa Jika Ingin ke Piala Dunia!
Namun bintang malam itu adalah Philippe Coutinho. Ya, Coutinho yang pernah dicampakkan Barcelona, dihina publik Inggris, dan nyaris dilupakan Eropa. Kini ia pulang ke Brasil, dan dengan senyum sinis membalas semua ejekan. Dua gol indahnya membuat Vasco melenggang, sementara Neymar terkapar tanpa jawaban. Ironi yang kejam: satu mantan bintang Barcelona bersinar, satunya meredup tak berdaya.
Lalu datanglah Thce Thce, menghantam sekali lagi di menit 68, menggenapkan skor 0-6, sebuah angka yang akan menghantui Santos sepanjang musim. Estadio Urbano Caldeira sunyi. Fans tak sekadar marah, mereka muak, malu, dan patah hati.
Kekalahan ini bukan sekadar angka. Ini simbol kejatuhan, simbol betapa nama besar tak lagi jadi jaminan. Santos berharap Neymar jadi nabi penyelamat, yang datang malah malaikat maut bernama Vasco da Gama. Neymar, yang dulu dielu-elukan, kini tampak seperti aktor pensiunan yang dipaksa main film aksi. Kaki sudah berat, magis sudah pudar, tapi panggung tetap menuntut dan hasilnya? Tragedi.