Banyak cara dilakukan masyarakat untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia. Di Desa Bakung Kidul, masyarakat menggelar karnaval yang melibatkan seluruh elemen masyarakat sebagai bentuk ekspresi dalam memeriahkan hari kemerdekaan.
Perayaan kemerdekaan tidak melulu milik pejabat yang berdiri kaku di mimbar alun-alun, membaca teks panjang di bawah terik matahari. Kemerdekaan bukan hanya milik mereka yang memakai seragam resmi, berjejer rapi sambil menatap bendera naik ke tiang. Kemerdekaan adalah milik semua rakyat Indonesia, dari kota besar dengan gedung pencakar langit, hingga desa kecil dengan jalan berdebu.
Di Desa Bakung Kidul, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, masyarakat membuktikan bahwa mereka punya cara sendiri untuk merayakan. Karnaval Agustusan tahun ini menjadi bukti bahwa rakyat desa bisa merayakan kemerdekaan dengan lebih meriah, lebih hangat, dan lebih dekat dengan makna perjuangan.
Baca Juga:Bersantai Menikmati Embung Sarwadadi – VideoDisbudpar Tegur Keras Versus Kafe And Bar Tuparev – Video
Jalan utama desa mendadak jadi panggung terbuka. Anak-anak berlari sambil melambaikan bendera Merah Putih, remaja dengan penuh percaya diri berjalan mengenakan kostum kreatif, dan para orang tua tersenyum bangga melihat kebersamaan itu. Tidak ada tribun VIP, tidak ada protokol berlapis, yang ada hanya rakyat jujur, ramai, dan penuh energi.
Sepeda hias yang disulap jadi kendaraan tempur, rombongan anak-anak yang berpakaian pahlawan, ibu-ibu yang menari di jalanan, hingga atraksi pencak silat, semua menjadi simbol perjuangan dalam versi desa. Inilah perayaan kemerdekaan yang sebenarnya, sederhana tapi penuh makna.
Tokoh masyarakat sekaligus Anggota DPRD Jawa Barat, Bambang Mujiarto, hadir memberi sambutan, namun ia tidak datang dengan gaya kaku. Ia bicara apa adanya tentang filosofi kemerdekaan yang tidak boleh dilupakan.
Bambang menyatakan bahwa dulu para pejuang angkat senjata, hari ini tidak lagi. Namun demikian, perjuangan tetap ada, yakni dengan membangun desa, mendidik anak-anak, hingga menjaga persatuan. Bambang Mujiarto juga menegaskan kalau dulu perjuangan melawan penjajah, sekarang perjuangannya adalah melawan kebodohan, kemiskinan, dan perpecahan. Dan itulah arti kemerdekaan hari ini.
Seorang warga, Siti Maryam, mengatakan meski dirinya tidak mengikuti upacara di alun-alun, namun ia dan warga desa bisa merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dengan caranya sendiri, dengan menggelar karnaval. Baginya, karnaval membuat warga kompak dan anak-anak belajar tentang perjuangan.