RADARCIREBON.TV- London Stadium malam itu berubah menjadi panggung terlalu dramatis bagi West Ham United.
Dalam pertandingan Premier League pekan kedua musim 2025–2026, Chelsea menghukum tuan rumah dengan skor meledak-ledak, 5-1.
Kekalahan telak ini bukan sekadar angka—ia mencerminkan kedalaman masalah yang tengah melanda The Hammers.
Baca Juga:Jadwal Liga Inggris 23 – 24 Agustus 2025! Ada Chelsea, Manchester United, Arsenal Hingga City!Drama Transfer Isak yang Memanas “Arsenal dan Chelsea Berebut“ Gallas Masih Jadi Luka Lama Stamford Bridge
Gol spektakuler dari Lucas Paqueta sempat memberikan harapan untuk tuan rumah—namun jawaban dari Chelsea datang menghujam.
Lima gol balasan dilakukan oleh Joao Pedro, Pedro Neto, Enzo Fernandez, Moises Caicedo, dan Trevoh Chalobah, menghancurkan pertahanan yang terlihat rapuh dan tidak terorganisir.
Gawang West Ham dibobol delapan kali dalam dua laga awal musim ini, angka yang mengkhawatirkan dalam konteks persaingan Liga Inggris modern.
West Ham Dihajar Chelsea
Di mata para pengamat, West Ham kini bagaikan “makanan empuk” bagi zona degradasi. Ungkapan ini lahir dari rasa kekhawatiran bahwa, jika tren ini berlanjut, pertarungan untuk tetap bertahan di kasta utama Liga Inggris bisa berubah menjadi realitas pahit. Kekalahan ini menjadi penanda bahwa kelemahan struktural dan kelembaman performa tidak bisa lagi ditutup.
Tak ayal, tekanan terhadap manajer Graham Potter kian memuncak. Posisi pelatih asal Inggris itu kini berada di ujung tanduk—terutama setelah kegagalan memperbaiki performa sejak ditunjuk awal tahun ini.
Fakta bahwa Potter hanya berhasil mengumpulkan sembilan poin dari 10 laga kandang pertamanya, menjadikannya salah satu rekor terburuk dalam sejarah West Ham, mempertegas urgensi perombakan segera.
Duka semakin dalam saat penonton tidak menahan frustrasi, banyak yang meninggalkan stadion lebih awal, bahkan terjadi aksi boikot dan bentrokan kecil dengan petugas keamanan. Momentum ini menjadi sinyal bahwa dukungan publik bisa berbalik dari berharap menjadi tak lagi sabar.
Baca Juga:MPL Indonesia S-16 Dimulai Pekan Ini, Elit Esports Indonesia Bertarung Demi Tiket ke M7 World ChampionshipFenomena Dana Kaget! Tren Baru Dompet Digital, Begini 5 Cara Aman Klaim Saldo Gratis
Sementara itu, di sayap lain cerita London, Chelsea tampil sebagai antitesis, mereka menunjukkan kedalaman skuad dan kesiapan amunisi baru.
Terlepas dari absennya pemain kunci seperti Cole Palmer dan Nicolas Jackson, tim asuhan Enzo Maresca mengalirkan kombinasi agresifitas dan efisiensi yang kian membesar—membuktikan bahwa mereka bukan sekadar pesaing, tetapi kekuatan yang bisa memburu gelar ambisius.