RADARCIREBON.TV – Ada momen di mana sang juara bertahan dipaksa mengingat bahwa mahkota tidak selalu berarti kebal. Persib Bandung malam tadi hampir saja ditelanjangi oleh PSIM Yogyakarta, tim yang baru saja naik kasta dan datang tanpa beban. Duel di Stadion yang penuh sesak itu berubah jadi pertarungan hidup-mati, dan hanya keberuntungan di menit akhir yang membuat Persib bisa pulang tanpa wajah tertunduk.
Drama bermula di menit ke-64. Wasit menunjuk titik putih setelah pelanggaran sembrono di kotak terlarang. Ze Valente, yang sepanjang laga jadi pengatur ritme PSIM, maju sebagai algojo. Tendangannya keras, dingin, dan menghujam jala Teja Paku Alam. 1-0 untuk PSIM, dan seisi stadion pun mendidih. Juara bertahan tertinggal oleh tim promosi, sebuah skenario yang pasti membuat pendukung Persib menahan napas.
Sejak gol itu, permainan Persib terlihat gamang. Alih-alih menunjukkan mental juara, mereka malah gugup. Umpan-umpan acak, crossing tanpa arah, hingga finishing yang lebih pantas disebut latihan kiper ketimbang peluang emas. Saddil Ramdani yang seharusnya jadi motor serangan justru kena kartu kuning akibat frustrasi, sementara Julio Cesar di lini belakang lebih sering emosional daripada disiplin.
Baca Juga:Prediksi, Jadwal Kick Off dan Link Streaming PSIM Vs Persib! Misi Meredam Ze Valente!Head to Head: Zé Valente vs Patricio Matricardi, Duel Defender Terbaik Liga 1(Persib), Siapa Lebih Unggul?
PSIM membaca kelemahan itu. Mereka tidak perlu menyerang membabi buta. Cukup rapat di belakang, tegas di tengah, dan sesekali menusuk lewat serangan balik. Persib seperti kehilangan arah. Waktu semakin menipis, dan bayangan kekalahan kedua musim ini mulai membayang. Bisa dibayangkan, betapa memalukan bagi tim sebesar Persib jika harus pulang kalah dari tim yang baru merasakan Liga 1.
Namun, sepak bola kadang penuh ironi. Di menit 90+6, ketika detik terakhir sudah di ujung kuku, menerima asist dari Ramon Tanque yang masuk dimenit 68 menggantikan Febri Haryadi.
Skor 1-1 bertahan hingga peluit panjang. PSIM boleh kecewa karena kemenangan yang sudah di depan mata dirampas detik terakhir. Tapi mereka boleh berbangga, juara bertahan hampir mereka taklukkan. Sementara itu, Persib keluar dengan wajah kusut. Apa gunanya menyebut diri juara kalau harus selamat hanya lewat “keajaiban injury time”?