Yang lebih parah, bukan cuma soal hasil, tapi soal permainan. Manchester United terlihat kehilangan arah. Tidak ada pola jelas, tidak ada kreativitas, tidak ada ketajaman. Semua terasa serba kebetulan. Passing lambat, transisi kacau, dan mental pemain terlihat ringkih.
Bukannya jadi tim besar yang menebar aura intimidasi, United justru seperti klub papan tengah yang berharap lawan melakukan kesalahan. Ironi terbesar: tim dengan skuad mahal, pelatih berpengalaman, stadion megah, tapi mainnya malah seperti tim yang masih cari-cari jati diri.
Suporter setia Old Trafford jelas tidak bisa terus-terusan dibohongi. Mereka sudah kenyang dengan janji manis manajemen, proyek jangka panjang pelatih, dan propaganda “rebuild” yang tidak pernah selesai. Saat melihat Arsenal, Liverpool, bahkan Fulham bermain dengan identitas jelas, fans United makin sadar: klub mereka sedang jalan di treadmill, kelihatan bergerak tapi sebenarnya tidak maju.
Baca Juga:Jadwal Kick Off,Link Streaming Fulham vs Manchester United: Menunggu Trio BBM Setan Merah Cetak GolSempat Viral di YouTube, Bocah 14 Tahun Ini Resmi Nyemplung ke Tim Utama Manchester United!
Media sosial pun panas. Meme soal trio BBM berseliweran, mulai dari “BBM subsidi” sampai “BBM oplosan”. Fans rival pun tak ketinggalan, mem-bully habis-habisan. Dan ironinya, United sendiri seperti memberi bahan bakar tanpa henti untuk bahan ejekan itu.
Dengan hasil ini, Fulham nyaman di peringkat 13 dengan dua poin dari dua laga. United? Silakan lirik klasemen: posisi 16, hanya unggul tipis dari zona degradasi. Awal musim memang belum bisa jadi vonis akhir, tapi start seburuk ini biasanya meninggalkan luka psikologis yang dalam.
Bayangkan, tim yang musim lalu berambisi bersaing merebut gelar, kini malah terjebak di papan bawah. Jika situasi tidak segera dibenahi, bukan mustahil United akan kembali menjadi penggembira di liga, atau lebih parah lagi, jadi bahan tertawaan abadi di Premier League.
Sejarah, uang, dan nama besar tidak bisa mencetak gol. United harus sadar, sepak bola modern menuntut identitas permainan yang jelas, mental baja, serta konsistensi. Jika hanya mengandalkan bintang mahal tanpa sistem, maka hasilnya akan seperti sekarang: nol progres, penuh drama, minim prestasi.
Trio BBM masih punya waktu untuk membuktikan diri. Tapi jika mereka terus mandul, label “mesin balap” akan permanen berubah jadi “becak mogok”. Dan saat itu terjadi, fans United harus rela menerima kenyataan pahit: klub kesayangan mereka kini bukan lagi raksasa, melainkan sekadar legenda yang hidup dari masa lalu.