Bukan rahasia lagi, dalam dunia sepak bola modern, ego pemain bintang sama rapuhnya dengan kaca tipis. Ketika satu bintang baru datang dengan gaji lebih tinggi, biasanya akan ada yang merasa tersisih. Dan Vinícius sepertinya sedang berada di persimpangan itu.
Tidak ada yang meragukan kontribusi Vinícius dalam beberapa musim terakhir. Ia jadi simbol serangan Madrid, pengganti sahih Cristiano Ronaldo dalam hal eksplosivitas di sayap kiri. Namun, kenyataan pahit kali ini adalah ia harus menyaksikan Arda Güler mengambil alih posisinya.
Apakah ini keputusan murni taktik? Atau ada pesan psikologis yang ingin Xabi Alonso sampaikan? Jawaban paling realistis: keduanya. Xabi tahu, menjaga ego para pemain bintang di ruang ganti Madrid sama pentingnya dengan meracik strategi di lapangan. Dengan mencadangkan Vinícius, ia ingin menegaskan: tak peduli seberapa besar namamu, jika tak cocok dengan skema, maka duduklah di bangku cadangan.
Baca Juga:Link Live Streaming, Jadwal Kick Off, Susunan Pemain dan Prediksi Real Oviedo Vs Real Madrid!Hasil Akhir Fulham Vs Manchester United 1-1, Trio BBM Macet Total Gagal Cetak Gol!
Madrid kini menghadapi dilema klasik: bagaimana menjaga keseimbangan antara nama besar, gaji tinggi, dan kebutuhan tim. Jika situasi Vinícius tidak segera diselesaikan, jangan kaget bila drama ini berakhir dengan pintu keluar. Sejarah Madrid penuh dengan kisah bintang yang akhirnya tersingkir karena ego dan konflik kontrak, ingat kasus Mesut Özil, Angel Di María, bahkan Gareth Bale.
Vinícius bisa saja mengikuti jejak itu jika terus merasa dipinggirkan. Fans mungkin masih mendukungnya, tapi dukungan suporter tak akan banyak berarti jika manajemen sudah punya rencana lain.
Yang semakin ironis, keputusan ini datang di tengah kritik bahwa Madrid kini lebih sibuk menjadi “teater ego” ketimbang mesin sepak bola. Kehadiran Mbappé memang membuat Madrid makin gemerlap di atas kertas, tapi apakah ruang ganti benar-benar harmonis? Dengan Vinícius duduk di bangku cadangan, publik mulai ragu.
Kalau Madrid menang besar malam ini, mungkin suara kritik bisa mereda. Tapi kalau mereka kembali tampil mandul seperti pekan lalu, keputusan Xabi mencadangkan Vinícius akan menjadi bahan bakar untuk media dan fans. “Mengapa bintang utama dibiarkan duduk manis ketika tim butuh daya dobrak?” Pertanyaan itu pasti menggema.