Inter Milan Bantai Torino 5-0, Perkenalan Cristian Chivu yang Manis di Seri A

Cristian Chivu
Cristian Chivu pelatih Inter Milan Foto : Inter Milan
0 Komentar

“Sejak hari pertama latihan, para pemain sudah memahami apa yang perlu mereka lakukan. Mereka fokus, dan itulah mengapa mereka tampil sangat baik hari ini,” lanjut Chivu.

Tentu, komentar itu seolah menampar para pengkritik yang sebelumnya menganggap Inter masih terlalu bergantung pada masa lalu. Chivu justru menegaskan, yang paling penting adalah mentalitas, bukan sekadar kaki yang kuat.

Sayangnya, Torino harus jadi korban eksperimen perdana Chivu. Klub asal Turin itu tampil seperti tim yang kehilangan arah. Mereka tidak pernah benar-benar mengancam gawang Inter, seakan masuk ke Meazza hanya untuk melihat bagaimana Chivu memulai debut manisnya.

Baca Juga:Inter Milan Bantai Torino 5-0: Salip Como, Juventus dan Napoli di Puncak KlasemenDumfries Tegaskan Setia di Inter Milan: 7 Fakta Kunci di Tengah Rumor Transfer dan Tekanan Bursa

Lima gol yang bersarang ke gawang mereka hanyalah konsekuensi logis dari permainan yang pincang. Thuram dibiarkan terlalu banyak ruang, Bastoni dibiarkan bebas naik, dan Lautaro ditinggalkan tanpa kawalan ketat.

Jika ada yang bisa disalahkan, mungkin hanya keberanian Torino yang nyaris nihil. Laga ini lebih terlihat seperti uji coba Inter ketimbang pertandingan resmi Serie A.

Chivu berkali-kali menekankan soal mentalitas. Baginya, musim panas yang “berantakan” tidak boleh jadi alasan untuk tampil setengah hati. Justru dari kekacauan itu lahir determinasi.

“Ini bukan hanya tentang kaki, tetapi juga mentalitas. Mentalitas memberi Anda sedikit tambahan, dan kami bekerja keras untuk aspek itu,” tegasnya.

Bila mentalitas ini terus terjaga, Inter bisa jadi ancaman serius sejak awal musim. Liga baru saja dimulai, tetapi kemenangan telak di pekan pertama sudah cukup mengirim pesan ke Juventus, AC Milan, Napoli, dan Roma: jangan coba-coba meremehkan Inter.

Inter tidak hanya menang. Mereka menang dengan gaya. Kemenangan 5-0 di kandang sendiri pada laga pembuka adalah pernyataan keras, bahwa siapa pun yang ingin merebut tahta Serie A harus melewati mereka.

Chivu, yang dulu dikenal sebagai bek tanpa kompromi, kini menularkan sikap serupa dari pinggir lapangan. Ia mungkin tidak berteriak lantang seperti Antonio Conte atau bermain-main dengan taktik rumit ala Inzaghi, tetapi pesannya jelas: disiplin, kerja keras, dan mentalitas.

0 Komentar