RADARCIREBON.TV- Persib Bandung menjalani start yang kurang ideal di musim baru BRI Super League 2025/2026, ketika mereka ditahan imbang promosi PSIM Yogyakarta dengan skor 1–1 di Stadion Sultan Agung, Bantul, pada pekan ketiga, Minggu (26/8/2025).
Hasil ini semakin membuat harapan merebut poin penuh pupus, dan Marc Klok pun angkat bicara—meminta suporter untuk tetap mendukung Maung Bandung di tengah situasi yang kurang stabil ini.
Poin “Melayang”, Faktor yang Membuat Resah
Marc Klok tidak menuding satu hal secara eksplisit, namun menyebut bahwa format kompetisi baru, BRI Super League, turut berkontribusi terhadap hasil buruk tersebut—dengan menyebutnya sebagai “biang kerok” kegagalan meraih poin sempurna.
Baca Juga:Manchester United Hadapi Jalan Terjal di Deadline Day: Sulit Lepas Pemain, Rekrutmen Baru TerhambatPesona Muda Menyihir Emirates! Max Dowman, Anak Ajaib Arsenal yang Sudah Siap Meloncat ke Panggung Premier Lea
Pergeseran struktur kompetisi mungkin mengubah ritme tim, persiapan, serta adaptasi strategi—faktor yang kini menjadi ujian bagi Persib sebagai juara bertahan.
Sebelum laga kontra PSIM, Persib memang sempat mengalami kegagalan serupa saat kalah 1–2 dari Persijap Jepara. Padahal, kepercayaan diri sempat membumbung tinggi usai menang telak di laga perdana melawan Semen Padang.
Pesan Marc Klok untuk Bobotoh
Di tengah tekanan berat dan harapan yang belum terpenuhi, Marc Klok mengeluarkan panggilan emosional kepada para suporter Persib, atau yang biasa disebut Bobotoh.
Ia menyerukan agar dukungan tetap mengalir, meski hasil di lapangan belum berpihak. Semangat sebagai akar klub tak boleh menghentikan langkah—justru dukungan Bobotoh yang penuh gairah kini menjadi bahan bakar untuk memulihkan performa tim.
Sebagai kapten, Klok paham betul peran sentral suporter dalam atmosfer pertandingan. Tiap sorakan, yel-yel, dan hadirnya ribuan Bobotoh di tribun adalah energi penting untuk membangkitkan mental juara tim Maung Bandung.
~Konteks Lebih Luas: Tantangan Adaptasi dan Persaingan
Persib naik panggung lagi setelah meraih gelar liga secara back-to-back, musim 2023/2024 dan 2024/2025 . Namun, dalam pola kompetisi baru yang dipersempit dan lebih intens, persaingan menjadi lebih ketat dan menguras konsentrasi.
Selain itu, kondisi psikologis dan tekanan internal yang ditimbulkan akibat hasil minor—seperti kalah dari Persijap dan tidak maksimal saat menghadapi PSIM—memperlihatkan bahwa perubahan format liga bukan sekadar soal teknis di atas lapangan.