Tak Kenal Waktu, Maman Abdurrahman Dari Trauma Cedera hingga Legenda Usia 43 Tahun

Sepakbola Indonesia
Cedera lutut parah yang dialami Maman pada 2014 hampir memupus kariernya. Foto: Ig memendurehmen56/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Maman Abdurrahman adalah sosok yang memancarkan semangat pantang menyerah sejak meniti kariernya hingga akhir perjalanan sebagai pesepakbola profesional.

Bagi banyak penggemar, dirinya bukan hanya bek tangguh di masa muda, melainkan juga legenda hidup yang menolak tunduk oleh waktu. Ia membuktikan bahwa mimpi tak harus berakhir meski usia terus bertambah.

Jenjang Karir Maman Abdurrahman

Lahir pada 12 Mei 1982 di Jakarta, Maman memulai karier sepak bolanya dengan motif sederhana, mencari peluang bekerja di perusahaan air minum lokal.

Baca Juga:Persib Bandung Resmi Rekrut ‘The Professor’ & Bek Senior Italia, Ambisi Besar Menuju Kompetisi Domestik AsiaPerang Posisi di Real Madrid, Carvajal Comeback! Alexander-Arnold Terancam Tersingkir

Bermain sepak bola adalah jalan menuju pekerjaan itu “tujuannya biar bisa dapat pekerjaan di sana,” kenangnya. Namun, niat ini jadi titik awal dari kiprah profesional selama hampir separuh abad.

Dari situ, ia beralih ke Persijatim Solo FC (2001-2005), lalu membela PSIS Semarang (2005-2008). Di sana, ia tak hanya tancap gas mantap di lini pertahanan, tetapi juga dianugerahi gelar pemain terbaik Liga Indonesia 2006, sebuah prestasi luar biasa bagi pemain bertahan.

Namun, perjalanan gemilang itu sempat nyaris kandas. Cedera lutut parah yang dialaminya pada 2014 hampir memupus kariernya sama sekali.

Ia bahkan sempat putus asa, sulit mencari klub baru, meski nama besar dan statusnya sebagai pemain Timnas pernah membekas. “Saya berpikir karier sudah selesai,” ujarnya. Beruntung, seseorang percaya padanya dan membawanya kembali ke jalur utama.

Kesempatan kedua itu berubah jadi kebangkitan. Maman menjelma sebagai salah satu tulang punggung Persija Jakarta sejak bergabung pada 2015. Ia turut mengantarkan Macan Kemayoran meraih juara Liga 1 2018 serta Piala Presiden di tahun yang sama.

Dalam laga langka pada musim 2023/2024, publik dibuat terharu ketika Maman bermain bersama sang anak, Rafa Abdurahman, di bawah tajuk Persija Jakarta, momen yang jarang terjadi dalam sepak bola modern.

“Perasaan saya senang banget, istimewa, luar biasa, saya sempat merinding,” akunya.

Baca Juga:Krisis Persib Menjelang Duel Melawan Borneo FC. Penyerang Kunci Serempak Absen, Apa Solusinya?Kilau Sang Bocah Ajaib! Rio Ngumoha, 'Mr 1 vs 1', Ukir Sejarah Dramatis di Anfield

Setelah memperkuat Persija selama hampir satu dekade, Maman menutup buku karier profesionalnya sebagai pemain PSPS Pekanbaru di Liga 2 musim 2024/2025.

Pada Rabu, 18 Juni 2025, ia resmi mengumumkan pensiun di usia 43 tahun, menandai akhir dari kiprah selama 24 tahun di dunia sepak bola.

0 Komentar