Tak Kenal Waktu, Maman Abdurrahman Dari Trauma Cedera hingga Legenda Usia 43 Tahun

Sepakbola Indonesia
Cedera lutut parah yang dialami Maman pada 2014 hampir memupus kariernya. Foto: Ig memendurehmen56/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

Ungkapan yang ia tuliskan di akun Instagram tak hanya emosional, tetapi juga mencerminkan refleksi mendalam tentang arti sepak bola.

“Sepak bola telah memberikan saya banyak hal, dari pahitnya kekalahan hingga manisnya kemenangan. Tapi yang paling berharga adalah kenangan dan pengalaman yang saya dapatkan selama 24 tahun karier saya.”

Ia juga menyampaikan rasa syukurnya kepada semua klub yang pernah dibelanya, termasuk Persijatim, PSIS, Persib, Sriwijaya FC, Persita, Persija, dan terutama keluarga yang selalu mendukungnya.

Baca Juga:Persib Bandung Resmi Rekrut ‘The Professor’ & Bek Senior Italia, Ambisi Besar Menuju Kompetisi Domestik AsiaPerang Posisi di Real Madrid, Carvajal Comeback! Alexander-Arnold Terancam Tersingkir

Jejak karier Maman tidak hanya diukur dari durasi, tetapi juga kualitas dan ketekunan. Ia pernah memperkuat Timnas Indonesia antara 2004-2010, mencatat lebih dari 29 penampilan internasional dan mencapai partai final Piala AFF 2010.

Bukan hanya prestasi, Maman juga dikenal sebagai sosok yang menginspirasi pemain muda, bahkan menasihati untuk tidak mudah putus asa dan menjaga kebugaran serta pola hidup. Semangat itulah yang kemudian tercermin dalam kisahnya yang kembali bangkit dari cedera berat di usia senja.

Penutupan kariernya menjadi legenda Persija bahkan terpatri lebih kuat karena dirinya tidak hanya bermain lama, tetapi juga mencetak identitas, disiplin, berani, loyal, dan pantang menyerah.

Pada akhirnya, ia membuktikan bahwa usia hanyalah angka, semangat dan tekadlah yang benar-benar menentukan seberapa jauh perjalanan seseorang bisa bertahan.

0 Komentar