Hermawi menambahkan, NasDem menyampaikan belasungkawa mendalam atas jatuhnya korban dalam gelombang unjuk rasa. Sekaligus, partai menegaskan bahwa ucapan Sahroni dan Nafa telah “menyimpang dari perjuangan NasDem” dan tidak bisa dibiarkan.
“Bahwa dalam perjalanan mengemban aspirasi masyarakat ternyata ada pernyataan dari wakil rakyat dari Fraksi NasDem yang menyinggung dan mencederai perasaan rakyat. Hal tersebut merupakan penyimpangan terhadap perjuangan Partai NasDem,” tegasnya.
Langkah ini bisa dibaca sebagai pesan keras bagi seluruh kader. NasDem ingin menunjukkan bahwa mereka bukan partai yang sekadar pandai bicara soal keberpihakan pada rakyat, tapi juga berani bertindak.
Baca Juga:Kisah Piluh Dibalik Demo Ricuh! Motor Milik Imron Dibakar, Kapolresta Cirebon Diserang Demonstran!Breakingnews! Masa Demo di Cirebon Bakar Gedung DPRD Kabupaten Cirebon
Keputusan menyingkirkan Sahroni dan Nafa adalah politik tanpa kompromi. Tidak peduli seberapa populer, seberapa kaya, atau seberapa banyak pengikut di media sosial, kader yang mencederai kepercayaan rakyat akan disingkirkan.
Sebuah tindakan yang, kalau mau jujur, jarang sekali terlihat di kancah politik Indonesia. Banyak partai memilih melindungi kader bermasalah. NasDem kali ini justru sebaliknya.
NasDem dengan cepat membaca situasi ini. Dan keputusan tegas partai bukan sekadar strategi menyelamatkan citra, tapi juga sinyal bahwa mereka ingin tetap berdiri di sisi rakyat.
Rakyat boleh marah, rakyat boleh kecewa. Tapi kali ini, Partai NasDem memberi bukti nyata: partai tidak selalu membela kader. Ada saatnya partai lebih memilih berdiri bersama rakyat.
Dan itulah politik yang seharusnya: keras, tegas, dan berpihak pada mereka yang memberi suara.