Kiper Brighton nyaris santai, hanya mencatat dua penyelamatan sepanjang laga. Sementara James Trafford di bawah mistar City bekerja sampai keringatnya bisa diperas, menepis lima tembakan on target. Ironis, Trafford justru jadi pemain dengan rating tertinggi versi Sofascore (8,5), padahal timnya kalah.
Jika kiper adalah bintang utama, itu tanda jelas ada yang salah di lini depan maupun tengah. Tentu, Haaland mencetak gol, tapi sisanya? Tijjani Reijnders, yang sebelumnya dielu-elukan usai debut manis, hilang arah dan hanya jadi penonton di lapangan.
City di Papan Tengah, Siapa Sangka?Setelah hasil memalukan ini, Manchester City tercecer ke posisi 12 klasemen sementara. Papan tengah, zona yang biasanya jadi tempat nongkrong tim medioker. Siapa sangka, klub yang tahun lalu masih menakutkan di Eropa kini harus melihat Brighton, ya Brighton, bertengger di atas mereka dengan duduk manis di peringkat 10.
Baca Juga:Akhir Era Kejayaan Manchester City, Aura Sang Juara Kini MemudarPSG Kendur di Meja Negosiasi, Donnarumma Semakin Dekat ke Manchester City
Guardiola mungkin masih bisa tersenyum tipis di depan kamera, melontarkan kalimat klise seperti, “Ini hanya permulaan musim.” Tapi di ruang ganti, bisa dibayangkan wajah masam dan tatapan kosong para pemain yang merasa kebingungan. City jelas tidak terbiasa berada di situasi ini.
Brighton Menertawakan “Raksasa”. Bagi Brighton, kemenangan ini lebih dari sekadar tiga poin. Ini adalah pernyataan bahwa mereka bisa mengobrak-abrik tim besar tanpa harus punya nama mentereng. Milner dengan pengalamannya dan Brajan Garuda dengan semangat mudanya menertawakan City yang sibuk dengan statistik kosong.
Para fans Brighton pun berhak berbangga. Mereka tahu timnya bukan kandidat juara, tapi malam itu mereka berhasil menundukkan raksasa yang sedang linglung. Rasanya seperti cerita David mengalahkan Goliath, hanya saja kali ini Goliath terlihat malas-malasan memegang pedang.
City Harus Bangun, Atau Tenggelam? Pertanyaan besar sekarang: ke mana arah Manchester City musim ini? Apakah ini sekadar start buruk yang akan segera diperbaiki Guardiola dengan otaknya yang penuh strategi, atau justru sinyal awal musim suram yang tak pernah dibayangkan?
Jika City terus begini, persaingan gelar bisa berubah menjadi mimpi jauh. Arsenal, Liverpool, dan bahkan Tottenham sedang tampil percaya diri. Sedangkan City? Terjebak dalam euforia masa lalu dan statistik yang tidak lagi menakutkan.