RADARCIREBON.TV – AFC berpotensi mencabut status tuan rumah Timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 setelah terjadinya unjuk rasa besar-besaran. Sesuai dengan ketentuan resmi AFC, setiap asosiasi yang ditunjuk sebagai tuan rumah harus memastikan keamanan yang maksimal untuk pemain, staf, dan penonton.
Apabila ada gangguan serius yang mengancam kelancaran pertandingan, AFC memiliki hak untuk mengambil tindakan drastis, mulai dari penundaan pertandingan hingga mencabut status tuan rumah dan memindahkan laga ke negara lain.
Dalam dokumen peraturan turnamen, AFC menyatakan bahwa kondisi yang dianggap sebagai force majeure, seperti kerusuhan, konflik, atau bencana, dapat menjadi alasan kuat untuk memindahkan tempat pertandingan.
Baca Juga:September Krusial! Jadwal Persebaya Surabaya Hadapi Deretan Laga Berat di BRI Super LeagueOle Romeny Prihatin dengan Kondisi Indonesia: 'Jaga Satu Sama Lain!
Ini berarti jika demonstrasi di Indonesia dianggap bisa membahayakan keamanan, PSSI harus segera melaporkan keadaan tersebut kepada AFC.
Jika tidak, mereka akan menghadapi risiko sanksi finansial hingga larangan untuk berpartisipasi di edisi mendatang. Sejarah menunjukkan bahwa AFC telah mengambil keputusan serupa sebelumnya.
Pada Kualifikasi Piala Asia U-23 2024, Lebanon kehilangan hak tuan rumah karena masalah keamanan yang memburuk. Semua pertandingan grup mereka dipindahkan ke Yordania. Hal serupa juga terjadi pada Yaman yang sejak 2015 tidak pernah bisa mengadakan laga internasional akibat perang saudara, sehingga selalu bertanding di negara netral.
Jika situasi yang sama terjadi di Indonesia, negara-negara seperti Korea Selatan, Macau, dan Laos yang berada dalam grup yang sama mungkin akan dipilih sebagai tuan rumah pengganti. AFC biasanya memilih lokasi yang aman, memiliki infrastruktur yang baik, serta akses transportasi internasional yang stabil.
Bagi Timnas Indonesia U-23, kehilangan status sebagai tuan rumah jelas akan merugikan. Dukungan dari suporter di kandang sendiri sering kali menjadi elemen penting dalam pertandingan penting, terutama karena persaingan di fase kualifikasi sangat ketat.
Di sisi lain, secara finansial, Indonesia juga bisa menderita kerugian berupa hilangnya subsidi dan kemungkinan dikenakan denda jika terbukti tidak memenuhi kewajiban sebagai penyelenggara.
Saat ini, perhatian publik tertuju pada tindakan PSSI dan pemerintah dalam menghadapi situasi ini. Jika keamanan nasional tidak kunjung membaik, AFC hampir pasti akan terlibat untuk menjaga integritas kompetisi. Sebagai tambahan, Kualifikasi Piala Asia U-23 2025 akan berlangsung di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, mulai 3 September yang akan datang. Sementara itu, baik AFC maupun PSSI belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai pertandingan tersebut.