Karisma Ruben Amorim Dinilai Jadi Penyelamat di Tengah Krisis Manchester United

Sepakbola Dunia
Amorim dinilai mampu meredam tekanan dengan bahasa tubuh yang penuh percaya diri, meski di balik itu hasil di lapangan terus mengecewakan. Foto: Ig rubenamorimoficial/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Manchester United kembali menjadi sorotan besar di awal musim 2025/2026.

Di bawah asuhan Ruben Amorim, Setan Merah justru tampil loyo dan gagal menunjukkan konsistensi yang diharapkan. Hasil buruk melawan beberapa tim papan atas maupun klub kecil semakin memperbesar tekanan terhadap sang pelatih.

Namun, di tengah situasi pelik tersebut, muncul komentar kontroversial dari eks bek Liverpool, Jamie Carragher, yang menyebut alasan Amorim masih bertahan bukan karena performa di lapangan, melainkan karena faktor tampang dan karismanya.

Baca Juga:Era Ruben Amorim Berpotensi Akhiri Golden Rule Manchester UnitedCara Nonton, Live Streaming dan Cara Nonton Manchester United vs Burnley: Malam Penentuan Amorim?

Kritik Pedas dari Carragher

Carragher, yang kini aktif sebagai pundit sepak bola di televisi Inggris, mengeluarkan pernyataan tajam mengenai posisi Ruben Amorim. Ia menilai bahwa jika mantan pelatih Sporting CP itu tidak memiliki karisma kuat saat menghadapi media dan tidak berpenampilan menarik, kemungkinan besar ia sudah lebih cepat kehilangan pekerjaannya.

“Kalau dia bukan sosok yang tampan dan tidak punya daya tarik saat berbicara di konferensi pers, saya yakin posisinya sudah lama digantikan. Hasil yang ditorehkan sejauh ini sangat buruk dan tidak mencerminkan ambisi klub sebesar Manchester United,” ucap Carragher dalam salah satu program siaran sepak bola.

Pernyataan tersebut langsung menimbulkan perdebatan di kalangan publik. Banyak yang menilai komentar Carragher cukup berlebihan, namun tidak sedikit pula yang melihatnya sebagai bentuk kejujuran yang mewakili keresahan fans United.

Performa United yang Jauh dari Harapan

Sejak didatangkan pada musim panas lalu, Ruben Amorim diharapkan membawa angin segar setelah era Erik ten Hag yang berakhir penuh ketidakpastian. Sayangnya, perjalanan awal bersama Amorim jauh dari kata mulus.

Manchester United menelan kekalahan dari Arsenal, hanya mampu bermain imbang melawan Fulham, dan yang paling memalukan, tersingkir dari Carabao Cup setelah dikalahkan tim kasta keempat, Grimsby Town. Kekalahan terakhir itu memicu kemarahan besar dari fans karena dianggap mencoreng harga diri klub sebesar United.

Bukan hanya hasil, permainan yang ditampilkan juga menuai kritik. Skema taktik Amorim dianggap terlalu kaku dan tidak mampu mengekspresikan potensi para pemain bintang.

0 Komentar