RADARCIREBON.TV – Jika ada yang paling berkesan dari pertandingan Timnas Indonesia vs China Taipei mungkin itu adalah Adrian Wibowo.
Pemain diaspora Indonesia yang bermain bola di Amerika. Pria keturunan Indonesia ini sudah menerima panggilan Timnas Indonesia. Ia akan bermain bersama para pemain Timnas Indonesia senior dalam FIFA Match Day di GBT Surabaya.
Yang lebih spesial, laga ini akan digelar di Surabaya yang merupakan tempat asal orangtua laki-laki dari Adrian Wibowo. Ayahnya Asli Surabaya yang menikah dengan ibu Adrian yang asli Amerika.
Baca Juga:Cara Nonton, Jadwal Kick Off, Prediksi, Susunan Pemain Indonesia Vs China TaipeiArgentina Menang, Messi Malah Menangis, Ada Apa?
Tapi tunggu dulu, Adrian belum akan bermain kontra China Taipei, ada Persoalan administrasi yang belum beres sehingga paling cepat Adrian baru bisa tampil ketika melawan Lebanon jika semua proses administrasi sudah selesai.
Beruntungnya, laga lawan Lebanon juga akan digelar di Surabaya, tanah leluhur Adrian Wibowo.
Pada laga nanti Stadion itu mendidih. Bukan karena panas terik, bukan pula karena sorak-sorai biasa. Ada sesuatu yang lebih pekat dari sekadar pertandingan sepak bola. Malam ini, seorang anak yang lahir jauh di Los Angeles, tumbuh besar dengan aksen Amerika, tetapi membawa darah Surabaya yang tak pernah pudar akhirnya menginjakkan kaki di tanah ayahandanya, bukan untuk sekadar pulang kampung, melainkan untuk bertarung dengan jantungnya sendiri.
Dialah Adrian Wibowo, winger muda Los Angeles FC yang belakangan ini mencuri sorotan dunia sepak bola. Usianya baru 19 tahun, tapi setiap sentuhan bola, setiap akselerasi, dan setiap gesekan kakinya di rumput, seperti menjadi metafora: “Aku anak Amerika, tapi nadiku tetap Indonesia.”
Adrian tak lahir dari nama besar. Ia bukan anak mantan pemain sepak bola papan atas, bukan pula produk industri talenta ajaib ala Eropa. Ia hanyalah anak Boogie Wibowo, seorang pria Surabaya yang hijrah ke Amerika, membangun hidup, lalu menyalurkan mimpi sepak bola yang tak kesampaian kepada putranya.
Total Futbol Academy menjadi rumah pertama Adrian (2014–2018). Saat anak-anak lain bermain bola sekadar untuk menunggu senja, Adrian sudah ditempa dengan disiplin dan keringat. Tahun 2018, LAFC datang mengetuk pintu. Dan di situlah semua berubah.