Timnas Indonesia Vs China Taipei:  Menanti Debut Adrian Wibowo, Anak Surabaya yang Jadi Sayap di Amerika

Adrian Wibowo
Adrian Wibowo Timnas Indonesia U23/foto:ss/radarcirebon.tv
0 Komentar

Lima tahun ia habiskan di akademi LAFC. Tidak mudah. Bertarung dengan anak-anak asli Amerika yang lebih dahulu punya nama, Adrian hanya bersenjatakan etos kerja dan ketekunan. Tahun 2023, ia mencicipi panggung profesional bersama LAFC 2.

Hasilnya? 44 penampilan, 15 gol, 9 assist. Catatan yang tak bisa dipandang sebelah mata, apalagi untuk pemain sayap. Dari situ, pintu tim utama akhirnya terbuka. September 2024, Adrian resmi menandatangani kontrak profesional bersama LAFC.

Maret 2025, nama Adrian masuk daftar line-up melawan Sporting Kansas City. Untuk sebagian orang, ini hanya debut biasa. Tapi bagi seorang bocah keturunan Surabaya, debut ini semacam deklarasi: “Aku ada di sini, aku pantas.”

Baca Juga:Cara Nonton, Jadwal Kick Off, Prediksi, Susunan Pemain Indonesia Vs China TaipeiArgentina Menang, Messi Malah Menangis, Ada Apa? 

Dan seperti takdir yang disusun rapi, kabar dari seberang lautan datang. Patrick Kluivert, pelatih Timnas Indonesia, memanggilnya untuk agenda FIFA Matchday. Dunia seakan berputar cepat. Dari akademi kecil, naik ke LAFC 2, debut di MLS, kini dipanggil ke tim nasional negara ayahnya.

Pertanyaannya: apakah Adrian siap? Jawabannya sederhana, tak seorang pun siap jika tak diberi kesempatan.

Kini tibalah hari itu. Adrian mengenakan jersey merah putih, memasuki stadion di tanah kelahiran ayahnya, Surabaya. Bayangkan getarannya: dari tribun, sang ayah duduk dengan mata berkaca-kaca. Puluhan ribu orang yang bahkan tak mengenalnya secara pribadi, meneriakkan nama belakangnya. Wibowo. Nama Jawa yang kini tersemat di pundak anak yang tumbuh ribuan kilometer jauhnya.

Di sinilah drama sepak bola menjadi begitu indah. Sepak bola bukan sekadar gol, bukan sekadar statistik. Ia tentang darah, tentang identitas, tentang rumah yang jauh namun tetap memanggil. Adrian mungkin tumbuh dengan burger dan bahasa Inggris, tapi malam ini ia kembali ke nasi pecel dan logat Surabaya yang keras.

Ada sarkasme yang terasa: pemain muda diaspora harus jauh-jauh menempuh ribuan mil untuk membuktikan cinta pada Merah Putih, sementara di dalam negeri, banyak talenta justru sibuk mencari jalur pintas, lebih tertarik menjadi seleb TikTok ketimbang berlatih di lapangan becek.

Menurut Transfermarkt, nilai pasarnya hanya 100.000 euro (Rp 1,9 miliar). Murah? Iya. Tapi siapa peduli? Nilai pasarnya bukanlah ukuran sejati. Jika sepak bola hanya perkara angka, Lionel Messi mungkin tak akan pernah keluar dari Rosario.

0 Komentar