RADARCIREBON.TV- Ganda putri Indonesia masih belum bisa pecah telur di Hong Kong Open 2025. Setelah Lanny Tria Mayasari/Amallia Cahaya Pratiwi gugur duluan, dua pasangan baru lainnya juga ikut tersingkir di babak 16 besar.
Seperti diketahui, Indonesia bawa empat kombinasi ganda putri baru hasil racikan pelatih Karel Mainaky: Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, Amallia Cahaya Pratiwi/Lanny Tria Mayasari, Rachel Allessya Rose/Febi Setianingrum, dan Febriana Dwipuji Kusuma/Meilysa Trias Puspitasari.
Sayangnya, debut mereka nggak berjalan mulus. Rachel/Febi langsung out di babak pertama, sementara tiga pasangan lain cuma bertahan sampai babak kedua alias 16 besar.
Baca Juga:Catat Tanggalnya! Agenda Badminton September 2025: Ada Korea Open hingga China MastersJangan Lewatkan Pertandingan Hari Ini! Jadwal 16 Besar Hong Kong Open 2025, Live di TVRI
Di pertandingan Kamis (11/9/2025), Apri/Fadia harus mengakui ketangguhan ganda Jepang Arisa Igarashi/Chiharu Shida.
Mereka kalah dua gim langsung 16-21, 19-21. Sementara Ana/Trias juga tumbang dari unggulan Malaysia, Tan Pearly/Thinaah Muralitharan, dengan skor 18-21, 17-21.
Usai pertandingan, Fadia bilang salah satu masalahnya ada di start yang kurang siap. “Tadi di game pertama sebenarnya kami belum tahu pola mereka seperti apa, jadi masih meraba-raba. Cuma karena Arisa Igarashi mungkin lebih yakin di depan, ini kan bolanya kenceng jadi gabisa rally. Mereka lebih berani buat nyepetin,” jelasnya.
Apri menambahkan, sebenarnya mereka mulai dapat pola permainan di gim kedua, tapi kurang tenang di poin-poin krusial. “sayang di point 19-19 saya kurang tenang,” ujarnya.
Hal serupa juga dirasain Ana/Trias. Mereka sempat unggul di gim pertama, tapi goyah setelah lawan mengubah pola main jadi lebih cepat.
“Tadi di game pertama pas unggul 16-10 mereka merubah permainan jadi kaminya (dipaksa) main cepat, sedikit kurang siap. Yang perlu kami perbaiki ke depannya, kami mau perbaiki tempo bermain,” kata Trias.
“Tadi polanya sudah enak tapi kami ada salah buang dan pada saat lawan mempercepat permainan, kami terbawa tempo lawan. Mereka cukup solid dan konsisten, jadi memang polanya mereka ada pada saat mempercepat bola dan saat kami salah buang bola mereka sigap,” kata Ana.