Mungkin itulah Madrid versi 2025 di bawah Xabi Alonso. Tidak selalu menawan, seringkali menyebalkan, tapi efektif. Mereka bisa membuat lawan merasa sudah melakukan segalanya dengan benar, namun tetap gagal. Mereka juga bisa membuat fans sendiri stres setengah mati selama 90 menit, lalu tertawa lega setelah peluit panjang berbunyi. Ironis, tapi justru di situ letak daya tariknya.
Kemenangan 2-1 atas Sociedad mungkin akan dilihat sejarah sebagai angka tiga di klasemen, tidak lebih. Tapi bagi mereka yang menonton, laga ini lebih menyerupai peringatan: Real Madrid bisa menang sambil menderita, bisa bertahan sambil panik, dan bisa menjaga puncak klasemen sambil membuat jantung para pendukungnya bekerja lebih keras daripada para pemain di lapangan. Dan entah itu disebut kehebatan atau sekadar keberuntungan, hasil akhirnya tetap sama, Real Madrid masih berada di atas, meskipun kali ini mereka harus melakukannya dengan cara paling susah payah yang bisa dibayangkan.