•Suasana & Latar yang Lebih Spesifik
“Ubah foto ini seperti kenangan dari kamera Polaroid tahun 90-an. Suasana di dalam kafe pada malam hari, pencahayaan hangat, ada efek kilat dari kamera.”
•Pose dan Interaksi Fisik Ringan
“Pose idol pria itu menyentuh kepala saya.”
“Pose pria mencium kepala saya.”
Catatan Etika & Kelemahan
Meski tren ini dinikmati banyak orang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
- Persetujuan foto idola & hak cipta : Menggunakan foto artis atau idola orang lain tanpa izin bisa menimbulkan masalah secara hak cipta dan privasi.
- Realitas vs fiksi : Hasil yang sangat realistis bisa menimbulkan kebingungan bahkan persepsi salah bahwa foto tersebut asli. Ini bisa berdampak pada kepercayaan atau penyebaran konten yang menyesatkan.
- Privasi pribadi : Foto selfie pengguna yang diunggah ke aplikasi AI harus diperhatikan agar tidak menyertakan data pribadi yang sensitif atau disalahgunakan.
- Kualitas & hasil yang variatif : Meski prompt dan foto awal bagus, hasil AI kadang kurang sempurna, ada efek blur yang terlalu kuat, pencahayaan yang tidak sesuai harapan, atau wajah artis/idola yang berubah sedikit atau terasa “lepas” dari identitasnya.
Kesimpulan
Baca Juga:Pep Guardiola Tegaskan Loyalitasnya ke Manchester City Meski Musim Lalu Tanpa TrofiDari Remaja Berbakat hingga Ikon Global! Lintasan Gaji Cristiano Ronaldo yang Menggelegar
Tren Polaroid Gemini AI adalah contoh bagaimana AI dan kreativitas pengguna internet bisa berkolaborasi menghasilkan konten yang viral dan menghibur.
Dengan prompt yang tepat dan foto berkualitas, siapa saja bisa membuat foto seolah-olah sedang berdiri berdampingan dengan idola mereka dalam bingkai polaroid instan.
Namun tren ini juga mengingatkan kita pada pentingnya etika, izin, dan kesadaran bahwa apa yang dilihat di media sosial tidak selalu nyata.