4 Prompt Ai Terbaru, Gaya Estetik Di Sekitar Stasiun dan Kereta Api

Foto estetik di kereta
Prompt ai untuk gambar disekitar stasiun Foto : gemini ai
0 Komentar

Prompt 3 (versi soft style)

Edit foto ini berdiri di stasiun dengan latar kereta berjalan. Outfit: kemeja strip putih dipadukan dengan vest pink, dasi kotak-kotak pink, rok putih, totebag coklat, sepatu boots. Membawa kopi secangkir menghilangkan warna krim. Sudut dari depan agak jauh, memakai hijab krem. Cahaya redup, suasana tegang namun tetap misterius.

Prompt 4 gaya modern misterius

Edit foto menjadi berdiri santai menyamping di tengah keramaian stasiun kereta dengan gaya modern. Pakaian serba hitam: jas panjang, celana panjang, hijab hitam, kacamata hitam. Membawa secangkir kopi untuk dibawa pulang, satu tangan masuk ke saku mantel. Gaya elegan, edgy, bernuansa misterius. Penerangan redup dari lampu neon di langit-langit, menciptakan bayangan halus.

Membaca prompt di atas rasanya seperti membaca katalog fashion urban dengan bumbu dramatis. Bedanya, katalog butuh fotografer, model, dan studio nyata. Sementara ini? Cukup ketikan, hasil jadi. Kreativitas terasa instan, lebih mirip mie seduh ketimbang karya seni.

Baca Juga:Gunakan 6 Prompt Gemini Al Ini, Foto Bisa Jadi Studio Sinematik Keren22 Ide Prompt Foto ala Studio dengan Google Gemini AI + Tips Mendalam Agar Hasil Profesional

Tentu ada sisi positifnya. AI memberi ruang ekspresi tanpa batas: orang bisa menciptakan suasana vintage atau edgy tanpa harus terbang ke Tokyo atau New York. Semua bisa, asal jeli merangkai kata. Tapi ironinya, semakin banyak dipakai, hasilnya semakin mirip satu sama lain. Ujung-ujungnya feed media sosial penuh orang dengan gaya sama: kopi di tangan, totebag di bahu, tatapan misterius, kereta blur di belakang.

Yang lebih lucu, pengguna AI sering menganggap dirinya fotografer. Padahal mereka hanya tukang ketik prompt. Sementara fotografer sejati berjuang dengan cahaya, sudut, dan momen, “fotografer AI” sibuk memilih tone warna: hangat, redup, atau neon?

Akhirnya estetika jadi massal. Tidak lagi soal menangkap momen, melainkan soal siapa paling cepat mengunggah hasil edit. Dunia fotografi direduksi menjadi kompetisi angka: berapa like yang masuk, siapa komentar “aesthetic banget”.

Fenomena foto AI di stasiun hanyalah satu bab dari kitab besar ilusi digital. Setelah wajah halus hasil filter, kini muncul “fotografer peron instan”. Besok entah apa lagi. Mungkin foto sinematik antre sembako? Atau foto estetik di kantor pajak? Semua mungkin, selama ada prompt.

0 Komentar