Personalisasi : Pasangan dapat memasukkan unsur yang penting bagi mereka, latar belakang budaya, warna favorit, suasana tertentu ke dalam karya visual.
•Tantangan
Hasil tidak selalu persis ekspektasi: Keterbatasan AI dalam memahami nuansa kecil atau detail visual bisa membuat hasil agak berbeda dari yang diinginkan.
Etika dan privasi : Menggunakan foto asli, hak cipta gambar pihak ketiga, dan kejelasan bahwa gambar itu hasil AI perlu diperhatikan.
Baca Juga:Bagaimana Gemini AI Membuat Foto Liburan Luar Negeri Terlihat Benar-Benar NyataGemerlap Fotosintetik: 15 Cara Memaknai Foto Gunung Estetik & Dramatis dengan Gemini AI
Ketergantungan terhadap kemampuan teknis prompt : Orang yang kurang terbiasa merinci prompt mungkin akan mendapatkan hasil kurang memuaskan.
•Tips Membuat Prompt yang Berkualitas
Jalankan eksperimen awal dengn prompt sederhana, lalu tambahkan detail (warna, tekstur, posisi, lighting).
Gunakan istilah yang familiar dengan AI (studio, backlight, softbox, resolusi tinggi, aspek rasio).
Sertakan elemen budaya sendiri agar gambar terasa ‘nyambung’ dengan identitas lokal.
Upayakan agar wajah tetap dikenali (tidak di-distorsi).
Lakukan iterasi : modifikasi prompt jika hasil yang pertama belum sesuai.
Kesimpulan
Pemanfaatan Gemini AI dan platform serupa untuk menghasilkan foto pra-nikah melalui prompt menjanjikan sebuah era di mana kreativitas dan personalisasi menjadi pusat, bukan hanya biaya atau akses ke lokasi mewah.
Dengan prompt yang jelas, estetis, dan selaras budaya lokal, pasangan bisa mendapatkan gambar yang bukan hanya menarik secara visual tetapi juga bermakna.
Meski demikian, penting pula menjaga keseimbangan antara kreativitas dan tanggung jawab dari aspek teknis, etika, hingga keaslian identitas yang ditampilkan.