Menyulam Mimpi Anak Cirebon, Bawa Ilmu Dari Jerman, Siap Bangun Indonesia Dari Cirebon

Chairy Azzadin Kurniawan
Chairy Azzadin Kurniawan Foto : dokumen pribadi
0 Komentar

Dari semua tawaran itu, hatinya kembali tertambat ke RWTH Aachen. “RWTH punya reputasi global, peringkat 99 dunia. Dan secara emosional, ini kampus yang punya ikatan sejarah dengan Indonesia lewat B.J. Habibie,” ucapnya.

Sejak 2022, ia sudah terbiasa membiayai hidup sendiri lewat kerja sambilan. Dari sana ia belajar disiplin, kemandirian, hingga mengelola finansial pribadi.

“Kalau di Indonesia mungkin kuliah sambil santai. Di Jerman, kita benar-benar harus menghitung biaya hidup, dari apartemen, groceries, sampai asuransi kesehatan. Itu yang membuat mental ditempa,” ujarnya.

Baca Juga:Membangun Kota Cirebon Setara, Ketua KNPI: Pentingnya Kolaborasi Dua NahkodaMantan Walikota Cirebon Dan Konsultan Pengawas Proyek Diperiksa – Video

Kini, di usianya yang baru memasuki pertengahan 20-an, ia sudah mengantongi pengalaman akademik dan profesional yang kaya. Dari barista, investment bank, hingga raksasa Amazon, semua menjadi bekal. Lebih dari itu, ada satu benang merah yang ia bawa pulang: keinginan untuk membangun Indonesia dengan cara yang ia bisa.

Dari Cirebon ke Aachen, dari bangku SMPN 1 hingga ruang kuliah RWTH, kisahnya adalah cermin tentang keberanian merajut mimpi. Banyak anak muda Indonesia mungkin menyerah ketika gagal masuk BUMN. Ia memilih jalan lain.

“Yang penting tetap percaya diri, kerja keras, dan jangan takut memulai dari bawah,” tuturnya.

Kini, langkah berikutnya sudah menanti S2 di RWTH Aachen dengan fokus pada Business Administration, Operations Research, dan Management. Di sana, ia berharap bisa semakin matang, sebelum suatu saat benar-benar pulang untuk membuktikan bahwa anak Cirebon juga bisa bicara banyak di panggung dunia.

0 Komentar