6. Cu Chi Tunnels: Wisata Sesak dan PanasMasuk ke Terowongan Cu Chi adalah pengalaman unik. Wisatawan bisa merasakan kehidupan pejuang Vietnam di ruang bawah tanah sempit. Namun, yang sering luput dari promosi adalah rasa pengap, lutut pegal, dan keringat dingin. Bahagia? Mungkin di awal, sebelum menyadari romantisme sejarah tak pernah ramah pada kenyamanan turis.
7. Ho Chi Minh City: Kopi Susu, Motor, dan Debu JalananFoto candid membeli kopi susu di pinggir jalan memang otentik. Namun, jangan heran bila kopi manis itu ditemani debu jalanan. Motor berseliweran, udara panas, dan suasana yang tidak pernah tenang membuat kota ini jadi versi Vietnam dari Jakarta tempo dulu—lengkap dengan potensi listrik padam.
8. Da Lat: Eropa Mini KWDa Lat sering disebut kota bunga yang sejuk. Foto polaroid turis berpose di depan kincir angin dan taman bunga tampak ceria. Tapi kenyataannya, ini lebih mirip taman hiburan bertema Belanda murahan. Cocok untuk konten media sosial, tapi jangan berharap otentisitas budaya.
Baca Juga:Liburan ke Thailand, Dari Naik Tuk-Tuk Sampai Kuil Kuno Ayutthaya, CUkup Pakai 9 Prompt Ini, DIjamin Keren!4 Prompt Gemini Ai, Bikin Foto Tampak Seperti Poster Film Dengan Efek Jalanan Kota
9. Pho: Uap Hangat di Warung TradisionalMenonton koki Vietnam memasak Pho memang menggugah selera. Uap yang mengepul dari panci besar, aroma kaldu yang menguar, dan wajah pengunjung yang bahagia seolah menegaskan kehangatan kuliner Vietnam. Namun, bersiaplah menghadapi antrean panjang, meja sempit, dan harga yang naik dua kali lipat begitu warung masuk blog wisata populer.
10. Ho Chi Minh City Malam Hari: Lampu Indah, Hati LetihPemandangan kota Ho Chi Minh dari ketinggian saat malam hari tampak spektakuler. Gedung pencakar langit berkilauan, jalanan ramai, dan lampu-lampu terang menciptakan suasana sinematik. Tapi setelah seharian terjebak kemacetan, kepenatan tubuh membuat keindahan itu kadang hanya terasa seperti screensaver komputer.
Vietnam adalah negeri yang tahu betul cara menjual mimpi. Foto-fotonya indah, penuh senyum dan cahaya dramatis. Namun realitanya, ramai, riuh, kadang melelahkan. Jika Anda datang dengan ekspektasi ala brosur, siap-siap pulang dengan cerita penuh ironi. Tapi bukankah itu inti dari perjalanan? Melihat keindahan sekaligus merasakan keruwetan, lalu menertawakannya setelah sampai rumah.