Simeone tidak hanya mengalahkan Xabi Alonso di papan skor, tetapi juga di kepala. Alonso yang biasanya tenang terlihat frustrasi. Pergantian pemainnya tidak efektif. Instruksinya kehilangan tajam.
Di sisi lain, Simeone tertawa puas. Ia sekali lagi membuktikan bahwa gaya sepak bola keras, disiplin, dan penuh determinasi tetap relevan melawan klub yang bertabur bintang.
Kekalahan ini harus menjadi alarm bagi Real Madrid. Mereka memang masih berada di puncak klasemen, tetapi jelas bukan tanpa kelemahan. Lini belakang begitu rapuh, mudah sekali ditembus. Bahkan Kylian Mbappé yang selama ini selalu jadi penyelamat, kali ini tak bisa menutupi kelemahan tim.
Baca Juga:HT : Atletico Madrid Vs Real Madrid 2-2, Derby Madrid Diwarnai Drama VAR Diujung Babak PertamaMalam Ini Derby Madrid: Atletico Madrid Siap Jadi Batu Sandungan, Real Madrid Tak Mau Tergelincir
Para pemain Madrid terlihat besar kepala, terlalu percaya diri, dan akhirnya dipermalukan. Xabi Alonso harus segera membenahi timnya jika tidak ingin keterpurukan berlanjut.
Derby Madrid kali ini akan dikenang lama. Bukan karena sekadar skor besar, tetapi karena makna simbolisnya. Atletico Madrid menumbangkan tim yang dianggap tak terkalahkan. Simeone mengoyak rekor Alonso, sekaligus mengembalikan harga diri Atletico.
Di sisi lain, Real Madrid harus menelan pil pahit. Aura superior mereka hancur, dan kini tekanan semakin besar. Fans mungkin masih percaya, tetapi lawan-lawannya mulai melihat celah.
Singkatnya: di Wanda Metropolitano, Real Madrid tidak hanya kalah. Mereka dipermalukan.