“Petani adalah bagian penting dari cita-cita luhur kemerdekaan. Bung Karno sudah jelas bicara soal Trisakti: berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan. Kalau pertanian kita hancur, bagaimana mungkin kita berdikari?” kata Bambang.
Ono pun menimpali, bahwa politik pangan harus kembali pada esensi: kedaulatan bangsa. “Kalau petani sejahtera, bangsa ini berdiri kokoh. Kalau petani sengsara, jangan harap Indonesia makmur. Bagaimana mau berpikir jernih kalau perut lapar?” katanya, setengah berteriak.
Sarkasme muncul ketika membicarakan kebijakan pemerintah. Subsidi pupuk ada, tapi tidak tepat sasaran. Program alsintan ada, tapi lebih banyak untuk foto di baliho ketimbang efektif di lapangan. Kredit usaha tani ada, tapi syaratnya bikin petani pusing tujuh keliling.
Baca Juga:Ono Surono Bongkar Sederet Kontroversi KDM: Soal Bankeu, Bansos, Hingga Barak MiliterOno Surono Sosialiasikan Perda Desa Wisata Kepada Masyarakat Indramayu – Video
“Yang kaya makin kaya, yang miskin makin sengsara. Petani kecil tetap jadi korban. Mereka yang memberi makan bangsa, justru paling sering kelaparan,” sindir seorang petani dari Kuningan, disambut tepuk tangan.
Pertemuan itu juga sekaligus membangun komitmen untuk 200 anggota DPRD kabupaten dan kota, 17 anggota DPRD provinsi, 10 kepala daerah.
Nuzul Rachdy, Ketua DPRD Kuningan, juga disebut. Ia bersama para legislator lainnya diminta menyusun format baru kebijakan pertanian yang berpihak pada petani. Bukan sekadar membangun program instan, melainkan sistem berkelanjutan.
Di akhir pertemuan, Ono kembali menegaskan: petani adalah pahlawan pangan.
“Mereka tidak perlu tanda jasa. Tidak butuh medali emas. Yang penting anak-anak mereka bisa hidup lebih baik. Itulah doa sederhana mereka,” katanya dengan suara bergetar.
Kalimat itu menutup diskusi dengan nada epik. Petani, dengan segala keterbatasan, tetaplah penopang bangsa. Ironinya, justru merekalah yang paling sering ditinggalkan.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati petaninya. Sayangnya, di negeri ini, petani masih sering diperlakukan seperti anak tiri. Padahal tanpa mereka, kita semua tidak lebih dari manusia lapar yang berteriak kosong.
Dalam kegiatan tersebut hadir, Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Sophie Zulfia, Bupati Cirebon Drs H Imron MAg, anggota DPRD Kabupaten Kota se Jawa Barat, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat.