Di lini tengah, Phil Foden dan Tijjani Reijnders bekerja sama mengatur tempo. Foden tampil dengan visi brilian umpan-umpan pendeknya membuka ruang bagi Doku dan Savinho di sayap. Sementara Reijnders memberi keseimbangan, menghubungkan lini belakang dengan lini serang tanpa banyak kehilangan bola. Kombinasi keduanya membuat City mendominasi, sekaligus memaksa Burnley lebih banyak berlari mengejar bayangan.
Dan tentu saja, pesta belum lengkap tanpa Erling Haaland. Striker Norwegia itu mungkin tampak frustrasi sepanjang laga karena ketatnya pengawalan Burnley, tapi pemain sekelas Haaland hanya butuh momen.
Pada menit ke-90, ia menuntaskan umpan Foden dengan finishing klinis. Tiga menit kemudian, ia kembali mengoyak gawang Donnarumma, memastikan kemenangan 5-1. Dua gol dalam tiga menit injury time, itulah bukti bahwa City selalu bisa mencetak gol bahkan di detik terakhir.
Baca Juga:Skor Akhir Pertandingan Manchester City vs Huddersfield 2-0Chelsea Balikkan Skor dalam Waktu Singkat, Lincoln City Tumbang di Kandang
Setiap tim bisa kalah, tapi tidak semua tim kalah dengan cara yang menyakitkan. Burnley jelas masuk kategori terakhir. Dua gol bunuh diri dari Esteve bukan hanya mengubah skor, tapi juga menghancurkan mental seluruh tim. Setelah gol kedua bunuh diri, Burnley kehilangan organisasi. Serangan mereka tumpul, pertahanan mereka rapuh, dan konsentrasi buyar.
Sialnya, lawan mereka adalah Manchester City. Tidak ada ruang untuk kesalahan. Satu momen lengah bisa dihukum. Esteve memberi dua. Sisanya tinggal formalitas, City menggiling Burnley tanpa ampun.
Dengan kemenangan ini, Manchester City mengoleksi 10 poin dan duduk di peringkat kelima klasemen sementara. Menariknya, di atas mereka justru ada tim-tim yang sebelumnya dianggap medioker: Bournemouth, Sunderland, dan Crystal Palace. Fakta ini mungkin hanya sementara, tapi tetap menambah bumbu dalam persaingan Premier League musim ini.
Guardiola tentu tahu, posisi kelima bukan tempat yang ideal bagi City. Namun jika performa kejam seperti malam melawan Burnley bisa dipertahankan, sulit rasanya membayangkan mereka bertahan terlalu lama di luar empat besar.
Pertandingan ini akan dikenang bukan karena performa luar biasa Haaland atau aksi ciamik Foden, melainkan karena blunder ganda M. Esteve. Dalam dunia sepak bola, bek bisa menjadi pahlawan lewat tekel krusial atau blok penyelamatan. Tapi Esteve memilih jalan lain—menjadi headline karena membantu lawan dengan dua gol bunuh diri.