5. Hujan Meteor Delta Aurigid 11 Oktober 2025
Malam berikutnya, Delta Aurigid menyusul. Tak sepopuler Orionid, tapi tetap memberi sentuhan romantik bagi pengamat sabar. Meteor-meteornya tampak muncul dari rasi Auriga, seolah menyapa dalam diam di antara gugusan bintang6. Hujan Meteor Epsilon Geminid 18 Oktober 2025
Memasuki pertengahan bulan, giliran Epsilon Geminid mengambil alih langit. Puncaknya pada tengah malam hingga menjelang fajar, dengan kondisi bulan yang belum terlalu terang sempurna untuk berburu bintang jatuh. Arahkan pandangan ke rasi Gemini, dan nikmati tarian cahaya kecil yang menembus keheningan malam.
7. Hujan Meteor Orionid 21 Oktober 2025
Inilah puncak pesta kosmik Oktober: Orionid. Meteor yang berasal dari debu legendaris komet Halley ini terkenal aktif, bisa mencapai puluhan meteor per jam. Mereka melesat dari rasi Orion, raksasa pemburu di langit. Setiap cahaya yang melintas seolah membawa pesan dari masa lalu dari komet yang telah mengelilingi matahari selama ribuan tahun.
8. Hujan Meteor Leonis Minorid 24 Oktober 2025
Baca Juga:Fenomena Bola Api di Cirebon: Benda Jatuh dari Langit Cirebon: Meteor atau Sampah Antariksa?Fenomena Bola Api di Cirebon: Benda Jatuh dari Langit Cirebon: Meteor atau Sampah Antariksa?
Sebagai penutup elegan, Leonis Minorid muncul pada 24 Oktober. Tak seintens Orionid, tapi tetap memikat bagi mereka yang bertahan di bawah langit gelap tanpa polusi cahaya. Meteor-meteor ini tampak memancar dari rasi Leo Minor, seperti kilatan kecil yang menutup pertunjukan besar angkasa raya.
Oktober 2025 bukan sekadar bulan di kalender ia adalah undangan terbuka dari alam semesta. Langit sedang bercerita tentang perjalanan waktu, abu komet, dan keindahan yang hanya bisa disaksikan oleh mereka yang mau berhenti sejenak dari hiruk pikuk bumi, dan menatap ke atas.