Klub-Klub Eropa Siapkan Kesepakatan Hak Siar Senilai Rp87 Triliun: Era Baru Bisnis Sepak Bola Benua Biru

Sepakbola Dunia
Sejumlah klub papan atas dikabarkan tengah menyiapkan kesepakatan hak siar senilai lebih dari £4,3 miliar (sekitar Rp 87 triliun) untuk kompetisi antarklub Eropa mulai musim 2026-2027. Foto: Ig fans_europe/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

Melalui kesepakatan baru ini, pembagian pendapatan diusulkan mengikuti model berbasis performa aktual dan daya tarik penonton global. Dengan kata lain, klub yang paling banyak ditonton di dunia, seperti Real Madrid, Manchester City, Barcelona, dan Bayern Munchen, akan memperoleh bagian paling besar.

Namun, sistem baru ini juga menyertakan mekanisme solidaritas bagi klub menengah dan kecil agar kesenjangan finansial tidak semakin lebar.

“Kami tidak ingin menciptakan dua dunia berbeda antara klub besar dan kecil. Tapi kami juga harus realistis, nilai pasar harus dihargai,” ujar seorang eksekutif dari klub Premier League yang terlibat dalam diskusi.

•Persaingan Ketat Antarmedia Raksasa

Baca Juga:Rodrygo Diserbu Tawaran Gila dari Klub Top Eropa, Tapi Pilih Tetap di Real Madrid: “Saya Tak Butuh Uang”!Bikin Barcelona Trauma! Tiga Kali Berturut-turut Dibantai di Kandang Sendiri, PSG Jadi Monster Baru di Eropa

Tak hanya klub yang bergerak cepat, perusahaan penyiaran global kini berlomba mengamankan posisi mereka dalam kesepakatan tersebut. DAZN dilaporkan telah menawarkan proposal multi-tahun senilai lebih dari £1,2 miliar untuk hak eksklusif streaming digital di kawasan Eropa dan Asia.

Sementara itu, Amazon Prime Video dan Apple TV+ dikabarkan sedang menyiapkan penawaran yang tidak kalah besar, termasuk opsi interaktif seperti tayangan 360 derajat dan analisis real-time untuk penonton.

Langkah ini menandakan bahwa era siaran sepak bola konvensional melalui televisi kabel mulai berakhir. Sebagian besar pertandingan kelak diprediksi akan ditayangkan melalui platform digital berbayar dengan sistem langganan bulanan.

Menurut analis olahraga dari SportBusiness Group, pasar hak siar digital sepak bola diperkirakan akan tumbuh 25% per tahun hingga 2030, dengan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Amerika Latin sebagai wilayah pertumbuhan tercepat.

UEFA dan Ancaman Pergeseran Kekuatan

Salah satu isu yang paling banyak dibahas adalah apakah kesepakatan ini akan melemahkan peran UEFA dalam mengatur kompetisi antar klub. Beberapa pengamat menyebut skema ini bisa menjadi “versi modern dari proyek European Super League” yang sempat gagal pada 2021.

Meskipun para pelaku menolak tudingan itu, banyak pihak menilai arah gerakannya mirip, yaitu klub-klub besar yang ingin mengelola kompetisi dan pendapatannya sendiri, tanpa terlalu bergantung pada federasi.

UEFA melalui pernyataan resminya mengatakan masih memantau perkembangan ini.

0 Komentar