Patrick Kluivert Disorot Tajam: Pengamat Belanda Nilai Timnas Indonesia Butuh Pelatih Lebih Visioner

Sepakbola Indonesia
Sejumlah pengamat sepak bola Belanda menyoroti kinerja Patrick Kluivert, pelatih kepala Timnas Indonesia, yang dinilai belum mampu menunjukkan dampak signifikan sejak menukangi skuad Garuda. Foto: Ig patrickkluivert9/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

Menurut pengamat sepak bola di Rotterdam, kehadiran nama-nama besar di jajaran staf hanya menambah tekanan tanpa hasil konkret. “Memiliki Van Nistelrooy di pinggir lapangan terlihat impresif di atas kertas, tetapi tidak berarti apa-apa jika tidak ada pendekatan taktik yang jelas. Tim Indonesia butuh pelatih yang memahami psikologi dan karakter pemain lokal, bukan hanya karisma,” ujarnya.

Kritik ini semakin ramai setelah laga Indonesia terakhir yang berakhir dengan hasil imbang melawan tim yang secara peringkat FIFA jauh di bawah. Dalam pertandingan tersebut, para pemain dinilai tampil kebingungan dan kehilangan arah di babak kedua, tanda bahwa komunikasi taktik di lapangan belum berjalan baik.

•Tanggapan dari Kubu Indonesia

Meski kritik datang deras dari Eropa, sejumlah pihak di dalam negeri meminta publik tetap memberi waktu bagi Kluivert. Ketua federasi sepak bola Indonesia menyatakan bahwa masa adaptasi pelatih asing biasanya membutuhkan waktu lebih lama, terutama karena perbedaan budaya sepak bola dan karakter pemain.

Baca Juga:Bagaimana Nasib Patrick Kluivert Setelah Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia, Apakah akan Out?Instagram Erick Thohir Diserbu Netizen: “#ErickOut #PatrickOut” Menggema, Warganet Ngamuk

“Patrick datang dengan pengalaman besar di Eropa. Kami yakin dia bisa membawa dampak positif jika diberi kesempatan lebih panjang. Kami ingin membangun sistem, bukan sekadar hasil instan,” ujar salah satu pejabat federasi.

Sementara itu, beberapa pemain timnas mengaku senang dengan pendekatan Kluivert yang disebut lebih terbuka dan komunikatif. “Coach Patrick selalu menekankan pentingnya disiplin dan permainan tim. Dia juga sering berdialog dengan pemain muda untuk membangun kepercayaan diri,” ujar salah satu pemain bertahan yang kini bermain di Liga 1.

Namun, di sisi lain, suporter Indonesia mulai menunjukkan rasa frustrasi. Di media sosial, banyak netizen menilai gaya permainan tim di bawah Kluivert terlalu monoton dan kurang tajam. Beberapa bahkan membandingkannya dengan masa kepelatihan Shin Tae-yong yang dianggap lebih dinamis dan penuh semangat juang.

•Analisis: Tantangan Budaya dan Adaptasi Gaya Eropa

Banyak pengamat menilai tantangan terbesar Kluivert bukan sekadar teknis, tetapi juga cultural gap atau perbedaan budaya sepak bola. Indonesia memiliki gaya bermain yang mengandalkan kecepatan, improvisasi, dan semangat kolektif, berbeda jauh dengan pendekatan Eropa yang lebih struktural dan berbasis taktik ketat.

0 Komentar