Beberapa laporan menyebut bahwa Antony sempat menangis ketika membicarakan kondisi internalnya di MU, seakan beban mental dan tekanan emosional merangkum keseluruhan proses transfernya. Meski bermula dari rumor di media sosial, tokom kadang memang mencerminkan realitas ketika seorang pemain merasa terisolasi dan tak lagi dianggap bagian dari tim.
Pernyataan-pernyataan Antony juga menegaskan bahwa ia bukan tipe orang yang mencari kontroversi atau mengekspos nama-nama. Ia kerap menyebut bahwa konflik-konflik di masa lalu “ada di balik layar” dan merupakan bagian dari proses yang kini ia tinggalkan.
•Awal Baru di Real Betis & Usaha Memulihkan Karier
Setelah resmi pindah ke Betis musim panas 2025, Antony mencoba membalikkan keadaan. Meski dalam beberapa pertandingan awal belum menunjukkan statistik besar di La Liga, kontribusinya jelas di kompetisi Eropa. Dalam laga Betis versus Nottingham Forest di Liga Europa, Antony mencetak satu gol dan satu assist dalam pertandingan yang berakhir imbang 2-2.
Baca Juga:Lord Antony Permanen di Real Betis, Manchester United Tekor, Rugi BesarAntony Gagal ke Real Betis, Manchester United Dipaksa Rela Tanggung Rugian Fantastis
Betis sendiri musim lalu sempat meminjam Antony dan mencatat performa cukup menjanjikan di Spanyol, ia mencatat sembilan gol dan lima assist dalam 26 penampilan bersama Betis. Dalam wawancara di Spanyol, Antony menyebut bahwa kepindahan itu memberinya “kebahagiaan” kembali, dan kota Sevilla serta atmosfer klub terasa sangat mendekat dan mengingatkannya pada Brasil.
Dalam sebuah wawancara dengan media Spanyol, Antony bahkan mengatakan.
“La favela es mi combustible” favela adalah bahan bakar saya, menandakan bahwa latar kehidupan keras masa lalu selalu menjadi pendorong mental baginya.
•Pelajaran & Dampak Lanjutan
Kisah Antony mengingatkan bahwa dalam belitan dunia sepak bola modern, penuh tekanan, ekspektasi, dan dinamika internal, aspek emosional dan mental bisa menjadi titik paling rawan. Bagi pesepak bola, keputusan pindah atau bertahan bukan sekadar perhitungan finansial atau prestasi, melainkan juga soal kenyamanan, rasa dihargai, serta kualitas komunikasi dalam klub.
Permintaan yang datang dari Matheus Cunha bukan sekadar upaya mempertahankan pemain bagi tim, tetapi juga bentuk empati antar pemain yang memahami betul tekanan mental di balik jersey. Meski tidak berhasil menghentikan kepindahan, dukungan itu menjadi bagian penting dari narasi internal Antony.