Salah satu faktor yang membuat Mauricio sulit menembus starting eleven adalah ketatnya persaingan di lini depan. Saat ini, posisi penyerang tengah kerap diisi oleh Rivaldi Bawuo dan Mihailo Perovic, yang tampil cukup konsisten dalam beberapa pekan terakhir.
Perez diketahui menerapkan sistem rotasi ketat, namun lebih mengutamakan pemain yang sudah memahami pola permainan. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Mauricio masih beradaptasi dengan tempo pressing cepat dan transisi ofensif yang diterapkan pelatih asal Spanyol tersebut.
Selain itu, pelatih juga sedang berupaya menjaga keseimbangan antara pemain asing dan lokal. Persebaya hanya bisa memainkan empat pemain asing dalam satu waktu, dan dengan adanya nama seperti Milos Raickovic serta Sho Yamamoto, pelatih harus menimbang komposisi terbaik sesuai kebutuhan pertandingan.
•Masalah Kebugaran dan Tekanan Mental
Baca Juga:Diego Mauricio Turun Latihan Perdana, Persebaya Yakin Segera Menyala di BRI Super LeaguePersebaya Tambah Amunisi Juara! Diego Mauricio Resmi Jadi Legiun Asing ke-10 Musim Ini
Di sisi lain, isu soal kebugaran fisik juga sempat mencuat. Beberapa sesi latihan Persebaya memperlihatkan Mauricio masih menjalani program conditioning khusus untuk memulihkan ketahanan fisiknya setelah jeda kompetisi panjang.
Sumber internal klub menyebutkan bahwa tim medis dan pelatih fisik Persebaya tengah memantau progresnya secara ketat, dan belum ingin mengambil risiko cedera dini.
Selain faktor fisik, ada pula tekanan mental yang tidak kecil. Datang dengan status bintang, Mauricio disorot oleh media dan suporter setiap kali tim bermain. Situasi semacam itu bisa menjadi beban tambahan bagi pemain baru, terutama yang belum terbiasa dengan atmosfer fanatisme di Indonesia.
•Analisis: Strategi Simpan Tenaga?
Beberapa pengamat menilai, apa yang dilakukan Perez bisa jadi merupakan strategi simpan tenaga untuk putaran kedua liga. Dengan jadwal padat dan risiko cedera yang tinggi, pelatih mungkin memilih menyiapkan Mauricio secara matang agar bisa tampil optimal di paruh musim.
Langkah semacam ini bukan hal baru. Banyak tim besar melakukan rotasi serupa, menahan pemain berpengalaman agar tetap bugar untuk laga-laga krusial menjelang fase penentuan.
Selain itu, Perez dikenal sebagai pelatih yang tidak mudah terpengaruh opini publik. Ia lebih mengedepankan stabilitas taktik dan kekompakan tim dibanding keputusan emosional.