Rashford Buka-bukaan: “Lingkungan Tak Konsisten” di MU Halangi Performa Stabilku

Sepakbola Dunia
Rashford menegaskan bahwa dirinya tengah berusaha mencapai performa terbaik secara berkelanjutan. Foto: Ig marcusrashford/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

•Naik Turun Karier di Manchester United

Rashford sempat mencapai puncak performa di bawah asuhan Ole Gunnar Solskjaer. Dalam dua musim berturut-turut (2019/2020 dan 2020/2021), ia mencatat total 43 gol dan 22 assist, statistik yang membuatnya dianggap sebagai salah satu winger terbaik di Premier League. Namun, grafiknya menurun drastis setelah pergantian pelatih ke Erik ten Hag.

Musim 2023/2024 menjadi titik balik yang berat, hanya delapan gol yang ia cetak di seluruh kompetisi. Isu kedisiplinan dan konflik internal turut memperburuk situasi. Ketika manajemen memutuskan mengganti Ten Hag dengan Ruben Amorim, Rashford sempat dibekukan dan akhirnya dipinjamkan ke Aston Villa.

Meski begitu, di Villa performanya membaik, empat gol dan enam assist dari 17 pertandingan. Kini, dalam masa pinjaman di Barcelona, Rashford tampak kembali menikmati sepak bola. Menurut data The Sun, ia telah menorehkan tiga gol dan lima assist dari 10 laga di semua kompetisi.

•Sindiran dengan Banyak Makna

Baca Juga:Marcus Rashford Jadi Korban Rasisme di LaLiga, Kasusnya Disorot PublikManchester United Ogah Kasih Diskon, Barcelona Tetap Ngotot Permanenkan Marcus Rashford

Bagi sebagian pengamat, pernyataan Rashford tidak hanya mencerminkan kekecewaan pribadi, tetapi juga sindiran terhadap arah klub secara umum. Manchester United dianggap terlalu sering “mengulang dari nol” setiap kali mengganti pelatih, tanpa fondasi filosofi yang jelas.

“Manchester United seperti berada di ‘no man’s land’ karena pergantian manajer yang konstan,” kata Rashford dalam salah satu podcast The Rest is Football.

Pernyataan ini menjadi cermin dari keresahan banyak pemain muda MU yang kehilangan arah dalam proses pengembangan karier mereka.

•Implikasi bagi Klub dan Dunia Sepak Bola

Ucapan Rashford bisa menjadi peringatan keras bagi manajemen Manchester United. Dalam era sepak bola modern yang menuntut hasil instan, banyak klub kerap mengorbankan stabilitas jangka panjang demi kemenangan cepat. Namun, seperti yang ditekankan Rashford, konsistensi performa tidak bisa lahir dari ketidakpastian struktural.

Selain itu, kisah ini juga menjadi pelajaran penting bagi pemain muda, bahwa bakat besar pun tidak cukup tanpa lingkungan yang mendukung baik dari sisi teknis, psikologis, maupun manajemen.

0 Komentar