RADARCIREBON.TV- Dalam dunia sepak bola modern yang penuh dengan pemain bintang, hanya sedikit nama yang bisa menonjol sejak usia sangat muda dan tetap konsisten di level tertinggi.
Salah satu di antaranya adalah Gianluigi Donnarumma, penjaga gawang asal Italia yang kini menjadi pilar utama di klub Paris Saint-Germain (PSG) dan Timnas Italia. Dengan tinggi badan menjulang 196 cm, refleks luar biasa, serta ketenangan yang jarang dimiliki pemain muda, Donnarumma telah membuktikan bahwa dirinya pantas disebut sebagai salah satu kiper terbaik di dunia saat ini.
Awal Karier: Anak Ajaib dari AC Milan
Gianluigi Donnarumma lahir pada 25 Februari 1999 di Castellammare di Stabia, Italia. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan bakat luar biasa di bawah mistar gawang.
Baca Juga:Donnarumma Raih Yashin Trophy, Tapi Malah Bahas Manchester City!Donnarumma Hadapi Ujian Emosional Lawan Napoli di Liga Champions
Pada usia 14 tahun, Donnarumma direkrut oleh AC Milan, salah satu klub terbesar di Italia. Hebatnya lagi, ia melakukan debut di Serie A saat baru berusia 16 tahun 8 bulan, menjadikannya sebagai salah satu penjaga gawang termuda yang pernah bermain di liga tertinggi Italia.
Dalam debutnya melawan Sassuolo pada Oktober 2015, Donnarumma tampil memukau dengan refleks cepat dan ketenangan yang luar biasa. Sejak saat itu, ia langsung dipercaya sebagai kiper utama Milan, menyingkirkan kiper senior seperti Diego Lopez.
Banyak orang di Italia kala itu menilai bahwa Donnarumma adalah penerus sah dari Gianluigi Buffon, legenda Juventus dan Timnas Italia. Bahkan Buffon sendiri pernah mengatakan,
“Donnarumma memiliki potensi untuk menjadi lebih baik dari saya. Ia punya segalanya untuk jadi legenda.”
Bersinar di AC Milan dan Pengakuan Dunia
Selama memperkuat AC Milan, Donnarumma tampil lebih dari 250 kali dan menjadi kapten termuda dalam sejarah klub. Ia dikenal sebagai kiper dengan refleks luar biasa, kemampuan membaca arah bola yang tajam, serta kepercayaan diri yang tinggi meskipun masih muda.
Pada musim 2020/2021, Donnarumma membawa AC Milan finis di posisi kedua Serie A dan kembali ke Liga Champions setelah absen tujuh tahun. Namun, di akhir musim itu, kontraknya habis dan ia memutuskan untuk pindah ke Paris Saint-Germain (PSG) secara gratis, keputusan yang sempat menimbulkan kontroversi di kalangan fans Milan.