Tidak Hanya Cirebon, Sebagian Besar Wilayah Indonesia Rasakan Panas Ekstrem, Ini Penjelasan Lengkap BMKG

Panas Ekstrem
Cuaca Cirebon akhir -akhir ini begitu panas Foto : Gemini Ai
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Beberapa pekan terakhir, hawa panas terasa semakin menyengat di hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk Cirebo Dari pagi hingga malam, udara yang biasanya terasa hangat kini berubah menjadi gerah, kering, dan menekan.

Banyak warga mengeluhkan suhu yang seolah tak turun-turun, bahkan saat malam hari pun tubuh masih terasa lengket karena keringat. Fenomena ini pun memunculkan pertanyaan: apa sebenarnya penyebab cuaca panas ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, kondisi tersebut berkaitan erat dengan posisi semu matahari yang saat ini berada tepat di sekitar garis khatulistiwa. Posisi ini menyebabkan sinar matahari jatuh tegak lurus ke permukaan bumi, meningkatkan intensitas panas yang diterima sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Juga:BMKG : Keantariksaan Kewenangan LAPAN, Dugaan Meteor Masih DitelusuriBMKG Klarifikasi Isu Bumi Akan Gelap 6 Menit karena Gerhana Matahari pada 2 Agustus 2025: Hoaks!

“Fenomena ini merupakan peristiwa tahunan yang biasa terjadi pada masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Karena posisi matahari sedang melintas di sekitar ekuator, radiasi sinar yang diterima wilayah Indonesia meningkat,” jelas Deputi Bidang Meteorologi BMKG, dikutip dari siaran resminya, Sabtu (18/10/2025).

Selain posisi matahari, faktor atmosfer juga berperan penting. Minimnya tutupan awan dan rendahnya curah hujan membuat radiasi matahari langsung mengenai permukaan tanah tanpa halangan. Akibatnya, panas terakumulasi dan menyebabkan suhu harian melonjak. “Tidak seperti gelombang panas (heatwave) di luar negeri yang bisa berlangsung lama dan ekstrem, di Indonesia fenomena ini lebih bersifat lokal dan sementara,” tambahnya.

Wilayah-Wilayah dengan Suhu Tertinggi

Berdasarkan catatan BMKG, sejumlah daerah mencatat suhu udara mencapai 34–37 derajat Celsius pada siang hari. Beberapa wilayah bahkan mendekati 40 derajat Celsius, terutama di kawasan perkotaan padat seperti Jakarta, Tangerang, Semarang, Kupang, dan Banjarmasin.

Faktor lain yang memperparah kondisi ini adalah efek urban heat island kondisi di mana suhu di wilayah perkotaan lebih tinggi dibandingkan pedesaan akibat banyaknya bangunan beton, aspal, dan minimnya ruang hijau. Permukaan keras tersebut menyimpan panas lebih lama sehingga udara malam pun tetap gerah.

“Daerah padat penduduk dengan aktivitas kendaraan tinggi cenderung menyimpan panas lebih lama. Polusi udara juga bisa memperburuk sensasi panas karena menahan radiasi di lapisan bawah atmosfer,” ungkap klimatolog Universitas Indonesia, Dr. Lestari Wibowo.

0 Komentar