RADARCIREBON.TV – Malam itu, Sabtu (18/10/2025), udara dingin di Craven Cottage menjadi saksi bisu pertarungan sengit di pekan kedelapan Premier League 2025/2026. Di satu sisi, ada Fulham, tim tuan rumah yang berambisi besar merusak pesta sang raksasa London Utara.
,Di sisi lain, Arsenal datang dengan misi wajib menang demi merebut kembali tahta klasemen, yang beberapa jam sebelumnya sempat dicuri oleh rival bebuyutan mereka, Manchester City. Pertandingan ini bukan hanya tentang tiga poin, melainkan tentang pembuktian konsistensi dan mentalitas juara.
Peluit kick-off ditiup, dan kejutan langsung datang. Berlawanan dengan prediksi banyak pihak, Arsenal justru memulai laga di bawah tekanan. Fulham, di bawah asuhan pelatih mereka, tampil berani dan mengambil inisiatif serangan.
Baca Juga:Dari Insinyur ITB ke Bendahara Negara: Menelisik Jejak Karier Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan IndonesiaMusim Baru NBA Dimulai: 12 Tim Western Conference Berangkat dari Start yang Sama
Duet penyerang Harry Wilson dan Raul Jimenez bekerja keras, terus-menerus menguji lini pertahanan The Gunners. Wilson berulang kali melepaskan tembakan yang sayangnya belum menemui sasaran, sementara Jimenez terlihat efektif sebagai penghubung serangan. Bahkan, ketegangan sempat memuncak ketika bek Riccardo Calafiori mencetak gol indah.
Sorakan kegembiraan suporter Fulham meledak, namun sayangnya wasit menganulir gol tersebut karena posisi offside, sebuah peringatan dini bagi Arsenal.
Seiring waktu berjalan, perlahan namun pasti, skuad asuhan Mikel Arteta mulai menstabilkan diri. Mereka mulai menemukan ritme permainan khas mereka, dengan kombinasi umpan pendek cepat dan pergerakan cerdas di sepertiga akhir lapangan.
Meskipun demikian, kiper Fulham, Bernd Leno, yang kebetulan adalah mantan kiper Arsenal, tampil gemilang. Leno menjadi tembok tebal yang tak terpecahkan, terutama saat menggagalkan satu-satunya tembakan tepat sasaran Arsenal di babak pertama, yang dilepaskan oleh Viktor Gyokeres. Babak pertama pun berakhir tanpa gol, meninggalkan rasa frustrasi di kubu Arsenal dan harapan di kubu tuan rumah.
Babak kedua dimulai, dan tekanan Arsenal semakin memuncak. Mereka tahu, kehilangan poin di sini berarti menyerahkan keuntungan psikologis kepada Manchester City.
Bukayo Saka, winger andalan Arsenal, mencoba peruntungannya dengan tembakan keras, tetapi lagi-lagi, Leno menunjukkan refleks kelas dunia. Taktik menyerang habis-habisan diterapkan, namun yang menarik, penentu kemenangan justru datang dari skema bola mati yang belakangan menjadi senjata mematikan Arsenal.