Penjara yang Dijaga Ketat
Untuk sampai ke sana, pengunjung harus menyeberangi Selat Segara Anakan dengan kapal khusus dan izin ketat. Tiap sudutnya dilengkapi kamera pengintai dan penjagaan.
Bangunan-bangunan tua di sana, sebagian besar peninggalan kolonial Belanda, masih berdiri dengan dinding tebal dan kokoh.
Jejak Legenda dan Asal Nama Nusakambangan
Namun jauh sebelum jadi lapas paling mencekam di Indonesia, pulau ini juga dikenal lewat kisah legendaris tentang Prabu Aji Pramosa dan Resi Kano, seperti tertulis dalam Cerita Rakyat Jawa Tengah: Kabupaten Cilacap karya Ery Agus Kurnianto dkk.
Baca Juga:Praperadilan Ditolak Hakim, Nadiem Makarim Diperiksa Jadi TersangkaKPU DKI Jakarta Serahkan Salinan Ijazah Jokowi Widodo ke Roy Suryo Cs
Kisahnya dimulai saat Resi Kano, seorang resi mahasakti dari Kediri, diusir oleh Prabu Aji Pramosa yang takut akan kesaktiannya. Resi Kano kemudian mengembara ke pantai selatan, hingga akhirnya bertapa di tempat yang kini dikenal sebagai Nusakambangan.
Sampai akhirnya sang prabu menemukannya dan menusukkan senjata ke tubuh sang resi. Tubuh Resi Kano lenyap, langit bergemuruh, dan muncul seekor naga raksasa dari laut selatan. Pertarungan magis itu menciptakan ombak besar yang dipercaya sebagai asal mula Teluk Penyu di Cilacap.
Kembang Wijayakusuma dan Kutukan Pulau
Legenda berlanjut ketika Dewi Wasowati muncul dan menyerahkan cangkok kembang wijayakusuma kepada Prabu Aji Pramosa dengan meninggalkan pesan.
“Prabu Pramosa, engkau menjadi saksi, ketahuilah bahwa pegunungan dan karang ini terpisah dari Pulau Jawa. Karang ini akan kuberi nama nusa yang berarti pulau. Karena di pulau ini aku telah menyerahkan kembang wijayakusuma, aku tambahkan nama itu dengan kembangan.”
Sejak saat itu, pulau tersebut disebut Nusa Kembangan, atau yang kini kita kenal sebagai Nusakambangan.