RADARCIREBON.TV Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengimbau masyarakat di sebagian besar wilayah Indonesia untuk menghindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00 hingga 16.00 WIB.
Imbauan ini dikeluarkan sehubungan dengan kondisi cuaca panas ekstrem yang tengah melanda Nusantara. Menurut BMKG, suhu maksimum di beberapa wilayah mendekati atau melebihi 35 °C, dipicu oleh kombinasi faktor seperti gerak semu matahari yang mulai bergeser ke selatan dan pengaruh massa udara kering dari monsun Australia.
Fenomena ini merupakan ciri khas masa peralihan musim, yang dipengaruhi oleh gerak semu tahunan matahari.
Baca Juga:Ammar Zoni Dipindahkan ke Pulau Nusakambangan di Lapas Super Maximum SecurityPraperadilan Ditolak Hakim, Nadiem Makarim Diperiksa Jadi Tersangka
Pada periode ini, posisi matahari berada sedikit di selatan garis khatulistiwa, sehingga wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan menerima pancaran sinar matahari paling intens.
Selain faktor posisi matahari, angin Monsun Australia juga berperan dalam meningkatkan suhu udara di beberapa daerah. Udara kering yang dibawa oleh monsun tersebut membuat atmosfer lebih panas dan langit cenderung cerah tanpa banyak awan penghalang.
BMKG melaporkan bahwa dalam beberapa hari terakhir suhu maksimum di sejumlah lokasi mencapai hingga 38°C. Beberapa daerah yang mencatatkan suhu tertinggi antara lain Karanganyar, Jawa Tengah (38,2°C), Majalengka, Jawa Barat (37,6°C), Boven Digoel, Papua (37,3°C), dan Surabaya, Jawa Timur (37,0°C).
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, sebagaimana dikutip dari detikcom, Minggu (19/10/2025), mengingatkan masyarakat untuk menghindari paparan langsung sinar matahari pada pukul 10.00 hingga 16.00, saat intensitas radiasi matahari mencapai puncaknya.
Ia juga menyarankan agar masyarakat menggunakan perlindungan diri saat beraktivitas di luar ruangan, seperti topi, kacamata hitam, payung, serta tabir surya (sunscreen) guna mengurangi risiko dampak panas terhadap kesehatan.