RADARCIREBON.TV – Presiden Prabowo Subianto resmi menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia, menggantikan Sri Mulyani Indrawati. Penunjukan tersebut menjadi langkah strategis dalam kabinet baru, dengan tanggung jawab besar untuk mengawal stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Usai dilantik di Istana Kepresidenan pada Senin (8/9/2025), Purbaya menyampaikan pesan utama dari Presiden Prabowo. “Pokoknya ciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik dan sejahterakan rakyat semaksimal mungkin,” ujarnya kepada media, dikutip Selasa (9/9/2025). Pernyataan ini menegaskan bahwa fokus utama pemerintah saat ini adalah memperkuat perekonomian nasional agar manfaatnya dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat.
Purbaya menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh program Asta Cita, yang menjadi prioritas pemerintahan Prabowo dalam mendorong kesejahteraan rakyat. “Kita tidak boleh gagal menjalankan program untuk mensejahterakan rakyat. Itu yang akan saya pastikan berjalan,” tegasnya.
Baca Juga:Dari Ekonom hingga Menteri Keuangan, Ini Perjalanan Karier Purbaya Yudhi SadewaSepak Terjang Purbaya Menteri Keuangan: Gebrakan Sebulan yang Mengguncang APBN
Sebagai Menteri Keuangan baru, Purbaya berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ia menyoroti bahwa dalam dua kuartal terakhir, penyerapan anggaran belum berjalan optimal, yang berdampak pada perlambatan ekonomi. Berdasarkan data, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,87% pada kuartal I-2025, kemudian meningkat menjadi 5,12% pada kuartal II. Namun, di kuartal III, Purbaya memperkirakan ada kecenderungan perlambatan.
“Sejak bulan Mei hingga Agustus terlihat ada indikasi ketidaksesuaian di beberapa sektor, sehingga laju ekonomi mulai melambat pada kuartal ketiga tahun ini,” jelasnya.
Tantangan terbesar yang kini dihadapi Purbaya adalah mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 8% seperti yang diamanatkan Presiden Prabowo. Ia mengakui target tersebut sangat ambisius, namun yakin dapat dicapai secara bertahap. “Presiden memberi target tinggi sekali. Saya bilang bertahap, Pak, untuk menuju 8%. Tapi beliau menegaskan agar dicapai secepat mungkin. Jadi, ya kita akan berusaha semaksimal mungkin,” ungkapnya.
Dengan latar belakang panjang sebagai ekonom dan pengalaman memimpin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya diharapkan mampu memperkuat kebijakan fiskal, meningkatkan daya serap anggaran, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Langkah awalnya akan difokuskan pada mempercepat realisasi belanja negara, memperkuat sektor produktif, dan memastikan setiap kebijakan keuangan berpihak pada kesejahteraan rakyat.