RADARCIREBON.TV – Fitur Agentic AI atau Self-Planning Gemini 3.0, yang memungkinkan AI merencanakan dan menjalankan serangkaian tugas secara mandiri, kini menjadi sasaran eksperimen nyeleneh dari komunitas developer. Model ini mampu mengeksekusi kode dan menggunakan alat eksternal (seperti browser atau API) secara mandiri untuk menyelesaikan tugas. Para developer dan penggemar agent AI yang bereksperimen dengan kemampuan tool orchestration menemukan cara yang jauh lebih absurd untuk mengujinya: meminta AI merancang “Alat Pelindung Diri (APD) dari Serangan Santet Online” dan “Sistem Pelacakan Kecepatan Siput Kebun.” Hal ini terjadi setelah Google merilis kemampuan tool orchestration di API preview untuk Gemini 3.0, sekitar awal Oktober 2025, yang diuji untuk menciptakan solusi absurd dan nyeleneh untuk masalah non-teknis.
Dalam kasus “Santet Online,” Gemini 3.0, alih-alih menolak prompt absurd ini, justru mengambilnya secara harfiah dalam kerangka teknis. Proses kerjanya menjadi viral di GitHub, developer playground Google Vertex AI, dan channel Discord khusus AI karena menunjukkan kemampuan reasoning dan self-correction yang tinggi dalam skenario yang tidak realistis, tetapi membutuhkan langkah-langkah teknis yang nyata untuk “solusi” tersebut.
Gemini 3.0 memulai dengan perencanaan langkah-langkah (self-planning). Kemudian, AI melakukan pencarian (tool use) untuk “frekuensi energi spiritual” dan “algoritma enkripsi perlindungan mistis.” Walaupun pencarian ini secara teknis menghasilkan data yang tidak relevan, AI menggunakan hasil tersebut untuk membuat asumsi logis dalam rekayasa sistem. Akhirnya, AI menghasilkan code Python (tool orchestration) yang pada dasarnya adalah firewall berlapis dengan noise generator yang diberi label “Mantr-A Digital Shield,” lengkap dengan antarmuka pengguna yang terkesan mistis dan photorealistic design APD berupa helm cyberpunk dengan ukiran aksara Jawa kuno. Eksperimen gila ini menunjukkan tingkat fleksibilitas dan self-correction yang luar biasa. Gemini 3.0 mampu mengubah masalah yang mustahil menjadi masalah rekayasa sistem yang lucu namun koheren. Meskipun “APD Santet Online” jelas tidak berfungsi di dunia nyata, AI berhasil merancang blueprint yang logis, fungsional (sebagai mock-up perangkat lunak), dan visual yang konsisten dengan prompt nyeleneh tersebut. Ini adalah indikasi kuat bahwa agentic AI bukan hanya alat yang kaku, tetapi juga partner kreatif yang mampu merangkul absurditas dan tetap menyajikan solusi yang terstruktur secara teknis.
