2. Kecanggihan visual yang realistis
Teknologi generatif AI kini mampu mengenali detail wajah, pencahayaan, dan tekstur pakaian. Hasilnya sering kali tampak seperti foto profesional dari majalah K-Pop ternama.
3. Media sosial dan validasi digital
Unggahan “perform di panggung” memberikan kebanggaan tersendiri. Banyak yang menggunakan hasil edit ini sebagai foto profil, konten kreatif, atau bahan promosi untuk komunitas dance cover.
4. Kreativitas tanpa batas
Pengguna bebas menentukan konsep: ada yang bergaya idol girl group dengan busana futuristik, ada pula yang memilih tema boy group dengan latar konser stadion. Beberapa bahkan mengedit diri mereka dalam formasi grup fiktif bersama teman-teman.
•Teknologi di Balik Tren
Baca Juga:Bisa Nongkrong Sampai Subuh: Gemini AI Buktikan Anak Strict Parents Juga Punya Kebebasan DigitalTiduran Tenang di Atas Laut Tanpa Tenggelam, Padahal Hanya Hasil Keajaiban Gemini AI
Menurut laporan dari TechRadar (2025), perkembangan generative AI image kini menitikberatkan pada human context realism, kemampuan mempertahankan identitas wajah dan ekspresi manusia dengan latar buatan yang sangat detail.
Gemini AI misalnya, menggunakan sistem “face preservation model” yang memastikan wajah pengguna tetap natural meski latar diganti total.
Hal ini memungkinkan transformasi foto biasa menjadi hasil luar biasa: seseorang yang tadinya berfoto di kamar bisa tampak seperti tampil di konser Mnet Asia Music Awards.
Selain itu, beberapa aplikasi lokal juga ikut memanfaatkan tren ini. Di Indonesia, aplikasi seperti MeStyle AI dan KStar Creator menawarkan fitur otomatis “Stage Idol Generator”, di mana pengguna cukup mengunggah satu foto lalu memilih konsep panggung, seperti music show, solo stage, atau award performance.
•Reaksi Penggemar dan Industri
Bagi banyak penggemar, tren ini adalah bentuk apresiasi terhadap dunia K-Pop.
“Dulu cuma bisa nonton idol favorit tampil di TV, sekarang bisa lihat diri sendiri di panggung yang sama, walau hasil AI,” tulis pengguna X asal Jakarta.
Namun, industri hiburan juga menanggapinya dengan hati-hati. Sejumlah agensi besar di Korea Selatan seperti SM Entertainment dan HYBE bahkan mengeluarkan pernyataan bahwa mereka mendukung kreativitas fans selama tidak menggunakan logo resmi atau wajah idol sungguhan dalam editan AI untuk tujuan komersial.
