Usai laga, Alonso menegaskan sesuatu yang menjadi sorotan: siapa sebenarnya eksekutor penalti utama Real Madrid? Jawabannya lugas. “Kylian adalah pengambil penalti pertama,” katanya tegas. “Kami sudah menetapkannya sejak awal. Dia mengonversi penalti pertama kami, dan saya ingin juga penalti kedua berhasil. Tapi keputusan di lapangan berbeda. Tetap, Kylian tetap penendang utama.”
Pernyataan itu seperti tamparan halus bagi Vinicius, sekaligus pesan keras untuk disiplin taktis di skuad Madrid. Alonso tidak membentak, tidak menyalahkan, tapi kalimatnya tajam: di Madrid, struktur adalah segalanya.
Malam itu, Real Madrid memang menang besar. Tapi dari semua gol, sorotan justru tertuju pada satu momen gagal. Sebuah pelajaran tentang ego, solidaritas, dan keputusan. Bernabeu bersorak, tapi di balik sorak itu, ada pesan yang terselip: di bawah Xabi Alonso, Real Madrid bukan hanya soal gaya dan glamor. Ini tentang ketegasan, hierarki, dan mentalitas juara yang tak memberi ruang untuk kesalahan yang sama.
Baca Juga:Prediksi Real Madrid vs Valencia di Liga Spanyol: Ujian Konsistensi Los Blancos di Bernabeu Real Madrid akan mLamine Yamal Jadi Musuh Publik Real Madrid, Ini Alasan di Baliknya
Dan malam itu, Vinicius belajar, bahwa di tim sebesar Real Madrid, kemurahan hati boleh saja, tapi disiplin adalah harga mati.